DPR: Pertumbuhan Ekonomi di 2022 Diharapkan Capai 4 Persen

Saat ini Indonesia tengah menghadapi gelombang kedua Covid-19.

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Suasana gedung bertingkat perkantoran di Jakarta, Jumat (25/6/2021). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 yang diproyeksikan pemerintah sebesar 7,1-8,3 persen sulit dicapai karena diberlakukannya pengetatatan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro akibat melonjaknya kasus COVID-19 khususnya di Jakarta, sehingga diharapkan masyarakat tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Muhidin Mohamad Said, menyampaikan laporan banggar hasil pembahasan tentang pembicaraan pendahuluan RAPBN 2022 dan rencana kerja pemerintah tahun anggaran 2022. Dalam laporannya ia berharap pemerintah bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 hingga mencapai 4 persen.


"Sebab pemerintah akan sulit mengejar target pertumbuhan PDB tahun depan minimal 5 persen bila pertumbuhan PDB kita tahun ini di bawah 3 persen," kata Muhidin dalam laporannya di rapat paripurna hari ini, Selasa (6/7).

Namun demikian, dikatakan Muhidin, saat ini Indonesia tengah menghadapi gelombang kedua Covid-19. Bahkan kasus harian covid-19 beberapa hari terakhir telah mencapai 20 ribu kasus lebih.

"Semoga saja lonjakan kasus ini tidak mengganggu agenda program  pemulihan ekonomi nasional yang dijalankan oleh pemerintah, sehingga momentum pemulihan ekonomi nasional pada tahun ini kita harapkan PDB bisa tumbuh minimal 4 persen," ujar Muhidin.

Politikus Partai Golkar itu menilai pendapatan negara pada tahun 2022 akan tumbuh lebih baik. Meskipun penerimaan perpajakan pada tahun 2022 masih melanjutkan berbagai subsidi fiskal untuk menopang keberlanjutan program pemulihan ekonomi nasional selama 3 tahun anggaran ini. 

"Akan tetapi seiring dengan target pertumbuhan ekonomi tahun 2022 maka pendapatan negara kkta harapkan tumbuh secara paralel, belanja pemerintah pada tahun 2022 kita harapkan lebih tepat sasaran, dan optimal bagi pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.

Muhidin mengatakan tahun 2022 adalah tahun terakhir pemerintah memiliki kesempatan melakukan kebijakan counter cyclical dengan belanja yang sangat besar hingga defisit APBN di atas 3 persen ODB. Oleh karena itu, Muhidin berharap segala kelemahan pada belanja pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya harus segera diperbaiki. (Febrianto Adi Saputro)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler