Sejarah Masjid Jumat di Madinah
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Madinah selain punya masjid Nabawi juga punya Masjid Jumat yang juga masjid dengan nilai sejarah tinggi dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Di sebut Masjid Jumat karena masjid ini digunakan oleh Rasulullah pertama untuk sholat Jumatan.
Gus Arifin dalam bukunya "Fiqih Haji dan Umrah" menerangkan tentang posisi Masjid Jumat. Masjid Jumat letaknya kira-kira 700 meter di sebelah utara Masjid Quba titik asalnya adalah sebuah lembah wadira nuna di wilayah benua ubin malik bin auf. Ketika tiba di kuba pada hari senin 16 Juli 622/4 Muharram 1H, beliau tinggal di sana hingga hari jumat.
Pada saat beliau melanjutkan perjalanan menuju Yastrib, Madina sekarang, sampai di sana telah masuk waktu sholat Jumat, maka beliau mengerjakan sholat Jumat di tempat tersebut. Di dalam satu riwayat, Ibnu Sirin menyebut bahwa suatu hari sebelum Rasulullah sampai di Madinah ketika berhijrah dari Makkah ke Madinah dan sebelum turunnya Qs al Jumah ayat 62 penduduk Madinah berkumpul.
"Dan di antara mereka yakni orang anshar ada yang mengajukan persoalan bahwa orang-orang yahudi dan nasrani memiliki hari-hari tertentu yang mereka memanfaatkan untuk berkumpul," katanya.
Misalnya kaum Yahudi dengan hari sabat (Sabtu) nya dan Nasrani dengan hari Ahad (Minggu) nya. Oleh karena itu, ia mengajukan agar umat Islam menjadi Arubah sebagai hari yang dimanfaatkan untuk berkumpul dan beribadah kepada Allah dan mensyukuri segala nikmatnya.
Di dalam pertemuan pertama yang berlangsung di rumah As'ad bin Zurrah itu mereka mengubah nama Al-Rubah dengan nama baru yaitu Al Jumuah (Jumat). As'ad sebagai tuan rumah, menyembelih seekor kambing atau domba untuk pertemuan tersebut.
Menurut riwayat lain sebagaimana disebutkan di dalam Kitab Lisanul Arab, orang yang pertama kali menamakan Arubah tersebut dengan Al-Jumah adalah Ka'ab bin Luai. Kemudian dengan berbagai alasan, sebagaimana tercantum di dalam beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Malik, dan Abu Dawud, hari Jumat oleh umat muslim dikenal sebagai hari yang paling mulia di antara hari-hari lainnya.