Kelompok Ilmuwan-Dokter Sebut Virus Corona Berasal dari Alam
Ilmuwan dan dokter serukan investigasi ilmiah nan teliti terhadap asal usul Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok ilmuwan dan dokter menegaskan kembali pendapatnya bahwa virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) berevolusi di alam. Pernyataan mereka dipublikasikan pada Senin di The Lancet untuk kali kedua.
Kelompok tersebut juga menyerukan kelompok yang berseberangan pendapat menghentikan retorikanya. Mereka mendesak adanya investigasi ilmiah yang teliti terhadap asal usul SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Pernyataan itu disusun oleh dokter, dokter hewan, ahli epidemiologi, ahli virologi, ahli biologi, ahli ekologi, dan ahli kesehatan masyarakat dari seluruh dunia. Surat pertama diterbitkan pada Februari 2020.
Hanya saja, surat pernyataan itu mendapat pemeriksaan ketat karena salah satu penulisnya, yakni Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance dan anggota Komisi The Lancet untuk Covid-19 The Lancet, tidak menunjukkan mengungkapkan ada kepentingan terkait proyek pekerjaan EcoHealth di China.
Setelah itu, Daszak baru memperbarui pernyataannya dengan memasukkan informasi EcoHealth memiliki proyek di China, negara yang pertama mengidentifikasi keberadaan SARS-CoV-2. Kelompok Daszak menuliskan surat perdananya sebagai bentuk solidaritas terhadap tenaga kesehatan dan ilmuwan di China yang telah bergulat dengan wabah Covid-19.
Daszak dan anggota kelompok lainnya belakangan menerima pertanyaan mengenai konsistensi pernyataannya terdahulu. Kini, mereka pun menegaskan pandangannya tetap sama.
Dalam surat pertama, kelompok itu mengungkap pandangan bahwa kemungkinan SAR-CoV-2 berasal dari alam. Keyakinan itu didasarkan pada analisis genetik virus baru dan bukti yang ditetapkan dari penyakit menular yang muncul sebelumnya. Tetapi, pertanyaan yang perlu untuk dijawab adalah bagaimana SARS-CoV-2 mencapai populasi manusia.
"Ini penting karena wawasan seperti itu yang akan mendorong apa yang harus segera dilakukan dunia untuk mencegah tragedi lain seperti Covid-19," ujar kelompok ilmuwan dan dokter dalam surat terbaru, seperti dilansir Fox News, Rabu (7/7).
Para ilmuwan dan dokter meyakini bahwa petunjuk terkuat dari bukti baru, kredibel, dan telah mendapat tinjauan sejawat dalam literatur ilmiah menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 berevolusi di alam. Sementara itu, dugaan bahwa virus tersebut bersumber dari kebocoran laboratorium masih belum dapat dibuktikan atau divalidasi secara ilmiah.
Setelah surat pertama Daszak dan rekan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memimpin penyelidikan mengenai asal SARS-CoV-2. Namun, hasilnya juga dianggap tidak meyakinkan.
Kelompok Daszak menyerukan penyelidikan ilmiah yang ketat sekaligus mengatakan tuduhan serta dugaan virus corona buatan laboratorium sesungguhnya tidak membantu. Apalagi, mereka yang membuat klaim itu tidak memfasilitasi akses ke informasi dan tak menunjukkan penilaian obyektif terhadap cara virus yang menyerang kelelawar bisa menjadi patogen yang menginfeksi manusia.
Padahal, itu mungkin bisa membantu mencegah pandemi di masa depan. Daszak dan rekan juga mendesak kerja sama dan kolaborasi internasional. Mereka mengatakan bahwa menahan data dan informasi tidak akan membuat umat manusia lebih aman.
"Paling tidak, kami berutang kepada semua yang telah menderita Covid-19 serta keluarga dan komunitas global untuk bekerja secara kolaboratif untuk mengakhiri pandemi dan mendukung upaya internasional untuk memastikan kesetaraan vaksin, apalagi saat kita bersiap untuk menghadapi pandemi berikutnya," jelas kelompok tersebut.