50 Persen Lulusan Perguruan Tinggi di Palestina Menganggur
IHRAM.CO.ID, RAMALLAH -- Tingkat pengangguran di kalangan warga Palestina berusia 20 hingga 29 tahun dengan diploma atau sarjana mencapai 54 persen pada tahun 2020. Dengan jumlah pengangguran terbanyak berada di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Jumlah ini meningkat dari survei tahun 2019 yang mencatatkan pengangguran 53 persen.
Dilansir dari Wafa News, Selasa (13/7), data ini dijelaskan Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) dalam sebuah laporan tentang bidang pendidikan dan pasar tenaga kerja di antara individu berusia 20-29 tahun pada tahun 2020. Dikatakan juga bahwa para lulusan tersebut membutuhkan sekitar 10 sampai 25 bulan sebelum mendapatkan kesempatan kerja pertama mereka.
PCBS menyebutkan, pada tahun ajaran 2020/2021 terdapat 84.598 pendaftar Ujian Ijazah Umum Tawjihi, lebih dari separuhnya nantinya baik melanjutkan pendidikan tinggi di dalam maupun di luar negeri atau mencari kerja di pasar lokal. Pada tahun ajaran 2018/2019 jumlah mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi Palestina sebanyak 42.394 orang. Sementara itu, pasar lokal hanya menampung 8.000 kesempatan kerja bagi lulusan 20-29 tahun. Pandemi Covid-19 selama tahun 2020 juga mempengaruhi angka itu karena hilangnya sekitar 10.000 kesempatan kerja alih-alih menciptakan peluang baru.
Pada tahun 2020, administrasi bisnis merupakan bidang yang paling banyak diminati oleh mahasiswa berusia 20 sampai 29 tahun, baik untuk diploma menengah maupun sarjana. Dalam satu dekade terakhir, mayoritas siswa juga mengambil jurusan administrasi bisnis. Tingkat pengangguran tertinggi di antara lulusan berusia 20 sampai 29 tahun dengan diploma menengah atau gelar sarjana di Palestina adalah dalam jurusan matematika dan statistik.
Pada tahun 2020, tingkat pengangguran tertinggi di kalangan lulusan laki-laki berusia 20 sampai 29 tahun dengan diploma menengah atau sarjana di Palestina adalah dalam kesejahteraan sebesar 63 persen. Sedangkan tingkat pengangguran tertinggi di antara lulusan perempuan berusia 20 sampai 29 tahun dengan diploma menengah atau sarjana dengan gelar humaniora (tidak termasuk bahasa) sebesar 86 persen.
Tingkat pengangguran tertinggi di antara lulusan berusia 20 sampai 29 tahun dengan gelar sarjana atau diploma menengah di Jalur Gaza adalah di bidang matematika dan statistik sebesar 100 persen. Diikuti oleh ilmu sosial dan perilaku sebesar 95 persen. Tingkat pengangguran tertinggi di kalangan lulusan berusia 20 sampai 29 tahun dengan gelar sarjana atau diploma menengah di Tepi Barat adalah di bidang matematika dan statistik sebesar 74 persen diikuti oleh pendidikan sebesar 54 persen.
Pada tahun 2020, periode pengangguran tertinggi untuk lulusan berusia 20 sampai 29 tahun di Palestina dengan diploma menengah atau gelar sarjana berada di bidang humaniora (tidak termasuk bahasa), menjadi 25 bulan. Adapun periode terendah dalam matematika dan statistik adalah 10 bulan.