AS Latih Eks Tentara Kolombia Pembunuh Presiden Haiti
Militer AS secara rutin melatih anggota pasukan keamanan dari wilayah Kolombia.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan tentara Kolombia yang dituduh terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise telah menerima pelatihan militer AS di masa lalu. Juru bicara Pentagon Ken Hoffman pada Kamis (15/7) mengonfirmasi hal tersebut, tetapi dia tidak mengatakan berapa banyak mantan tentara Kolombia yang telah menerima pelatihan.
"Tinjauan database pelatihan kami menunjukkan bahwa, sebagian kecil individu Kolombia yang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan ini (pembunuham Presiden Moise) telah berpartisipasi dalam program pelatihan dan pendidikan militer AS di masa lalu, saat menjabat sebagai anggota aktif Pasukan Militer Kolombia," kata Hoffman.
Militer AS secara rutin melatih anggota pasukan keamanan dari wilayah Kolombia. Hoffman menambahkan, pelatihan yang diberikan oleh militer AS biasanya mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kepatuhan terhadap aturan hukum, dan militer tunduk pada kepemimpinan sipil yang dipilih secara demokratis.
Dilansir Washington Post, AS kerap memberikan pelatihan kepada pasukan Kolombia dan personel keamanan lainnya di seluruh Amerika Latin. Kolombia, khususnya, telah menjadi mitra militer AS yang signifikan selama beberapa dekade. Kolombia berupaya untuk memerangi organisasi perdagangan narkoba, kelompok kiri, dan kelompok paramiliter sayap kanan.
Upaya itu termasuk misi yang didukung CIA dan hubungan dekat antara personel militer Kolombia dan Baret Hijau, yang membantu melatih rekan elite mereka dalam perang gerilya. Sebuah sekolah komando Kolombia dimodelkan pada Sekolah Ranger, dan dan kemitraan kedua militer dimulai setidaknya pada 1950-an.
Militer dan polisi Kolombia juga menggunakan senjata dan peralatan yang disediakan AS. Pengalaman tentara Kolombia dalam medan perang menjadi batu loncatan bagi para veteran, untuk menjadi tentara bayaran dan terlibat dalam konflik global lainnya, seperti di Yaman.
“Perekrutan tentara Kolombia untuk pergi ke belahan dunia lain sebagai tentara bayaran adalah masalah yang sudah ada sejak lama, karena tidak ada undang-undang yang melarangnya,” ujar Komandan Angkatan Bersenjata Kolombia, Luis Fernando Navarro.