Jerman Wajibkan Tes dan Vaksinasi Covid-19 Bagi Wisatawan
Tes dan vaksinasi Covid-19 wajib bagi seluruh wisatawan yang masuk ke Jerman.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, merencanakan tes Covid-19 wajib bagi para wisatawan yang memasuki negaranya dari mana pun mereka berasal. Testing bertujuan untuk memperluasan persyaratan tes secepat mungkin saat mereka masuk ke Jerman.
Saat ini, penumpang dari bandara dan orang yang masuk dari daerah berisiko tinggi, wajib memberikan tes negatif atau bukti bahwa mereka telah divaksinasi lengkap dua dosis atau telah pulih dari infeksi. Aturan baru juga akan menetapkan persyaratan menyeluruh, tidak hanya terbatas pada area berisiko tinggi atau jenis transportasi tertentu.
"Koordinasi di pemerintah tentang hal ini sedang berlangsung," kata juru bicara Kementerian Kesehatan kepada Reuters, Rabu (28/7).
Namun, Menteri Kehakiman Jerman, Christine Lambrecht, menentang rencana tersebut mengingat testing menyeluruh tidak proporsional. Berita tentang rencana itu muncul, tak lama setelah anggota parlemen dan pejabat Jerman berselisih mengenai proposal untuk memperpanjang kebebasan hanya bagi orang-orang yang telah divaksinasi dua dosis.
Menurut Robert Koch Institute, tingkat infeksi di seluruh Jerman pada Selasa lalu rata-rata 14,5 kasus baru per 100 ribu orang selama tujuh hari terakhir. Meskipun ini masih relatif rendah, angka sebelumnya adalah 4,9 pada 6 Juli lalu. Dan hampir 50 persen populasi telah divaksinasi dua dosis. Sementara itu, ahli virologi Martin Stürmer menyambut kemungkinan perluasan wajib testing.
"Kami sebenarnya sudah melihat bahwa wisatawan yang datang berkontribusi tinggi membawa infeksi ke Jerman," katanya.
Dia mengatakan kepada ZDF, orang yang divaksinasi dan sudah pulih dari infeksi, kemungkinan akan dikecualikan. Tetapi pendekatan seperti itu akan lalai karena mereka yang telah divaksinasi sepenuhnya masih bisa tertular varian delta.
Ahli virologi itu skeptis tentang kemungkinan menghindari gelombang keempat infeksi di Jerman. Sementara hubungan antara infeksi dan rawat inap akan menjadi lebih lemah dari waktu ke waktu, dan masih ada yang belum diketahui mengenai efek jangka panjang dari Covid-19.
"Kita semua menghadapi virus di mana kita masih belum tahu persis kerusakan konsekuensial apa yang pada akhirnya akan terjadi," kata Stürmer.