AS Khawatir China Bangun Kekuatan Nuklir
Kekhawatiran AS muncul setelah laporan menyebut China membangun 110 silo rudal
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon dan anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik mengungkapkan kekhawatiran terbaru mereka mengenai China. Mereka khawatir China membangun kekuatan nuklir setelah muncul laporan yang mengatakan Beijing membangun 110 silo rudal.
Dalam laporannya Senin (27/7) kemarin, Federasi Ilmuwan Amerika (AFS) mengatakan foto satelit menunjukkan China membangun ratusan silo di sebuah tanah lapang di dekat Hami bagian timur Xinjiang. Silo adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan materi tertentu.
Beberapa pekan sebelumnya juga ada laporan yang menyebutkan China membangun 120 silo rudal di Yumen, sebuah daerah gurun sekitar 240 mil atau 380 kilometer di bagian tenggara negara itu.
"Ini kedua kalinya dalam dua bulan masyarakat menemukan apa yang selama ini kami katakan tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia dan kerahasiaan yang mengelilinginya," cicit Komando Strategis AS di Twitter sambil menautkan artikel New York Times mengenai laporan AFS, Selasa (28/7).
Bulan Juli lalu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pengembangan nuklir China mengkhawatirkan. Menurut AS kini Beijing tampaknya menyimpang dari strategi nuklir minimal deterrence yang mereka terapkan selama puluhan tahun.
Minimal deterrence adalah strategi nuklir di mana suatu negara tidak memiliki senjata nuklir lebih dari yang diperlukan untuk mencegah musuh menyerang. AS meminta China untuk mengikuti 'langkah-langkah praktis untuk mengurangi resiko destabilisasi yang disebabkan perlombaan senjata'.
Anggota Kongres AS dari Partai Republik Mike Turner mengatakan pembangunan nuklir yang China lakukan 'tidak pernah terjadi sebelumnya'. Anggota Sub-komite Angkatan Bersenjata pada Pasukan Strategis House of Representative itu menegaskan China 'mengerahkan senjata nuklir untuk mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya'.
Ia mengatakan penolakan China untuk menegosiasikan kontrol senjata 'harus memicu kekhawatiran dan dikecam oleh semua negara yang bertanggung jawab'. Hal senada juga disampaikan anggota sub-komite lainnya, Mike Rogers yang mengatakan pembangunan nuklir yang dilakukan China menunjukkan AS harus segera memodernisasi penangkal nuklir.
Dalam laporannya 2020 lalu, Pentagon memperkirakan hulu ledak nuklir China 'di bawah 200-an'. Mereka mengatakan diproyeksikan jumlahnya bertambah setidaknya dua kali lipat saat Beijing memperkuat dan memodernisasi angkatan bersenjatanya.
Pengamat mengatakan Amerika memiliki sekitar 3.800 hulu ledak nuklir. Menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri AS hingga 1 Maret lalu ada sekitar 1.357 yang dikerahkan.
Washington berulang kali mengajak China untuk bergabung dalam perjanjian pengendalian senjata yang mereka sepakati dengan Rusia. Laporan mengenai ratusan silo rudal China itu muncul ketika Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman menggelar pembicaraan pengendalian senjata dengan Rusia di Jenewa pada Rabu ini.
Awal pekan ini, Sherman berada di China di mana Beijing menuduh Washington menciptakan 'musuh imajinasi' untuk mengalihkan masalah dalam negeri dan menekan China. Negeri Tirai Bambu mengatakan persenjataanya dikerdilkan AS dan Rusia.
Beijing mengatakan siap menggelar dialog bilateral mengenai strategi keamanan 'berdasarkan kesetaraan dan sikap saling menghormati'.