Banjir dan Longsor Landa Kabupaten Bogor dalam Sehari
Penyebab banjir dikarenakan hujan deras yang cukup lama pada Ahad sore hingga malam
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Badan Penanggulangan Bencana Darrah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat ada tiga kejadian bencana alam pada Ahad (1/8). Bencana berupa banjir dan longsor terjadi di tiga titik berbeda.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Budi Pranowo menyebutkan, banjir terjadi di Kecamatan Bojonggede. Sedangkan longsor terjadi di Kecamatan Cijeruk dan Sukaraja.
“Banjir yang melanda Kampung Plered, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede menyebabkan 15 unit rumah dan akses desa terdampak. Air menggenang sekitar 20 hingga 50 sentimeter,” kata Budi melalui keterangannya, Senin (2/8).
Budi menjelaskan, penyebab banjir karena hujan deras yang cukup lama pada Ahad sore hingga malam. Sehingga menyebabkan melimpahnya air pada aliran anak sungai Kalibaru, dan mengakibatkan air meluap ke pemukiman dan akses jalan desa.
Dia menyebutkan, ketinggian banjir terendah 20 sentimeter sampai tertinggi 50 sentimeter sehingga beberapa rumah warga terdampak banjir. Setelah dilakukan penanganan, air surut dan akses jalan bisa dilalui kendaraan, serta tidak ada kerusakan pada rumah warga dari kejadian ini.“Namun kami analisis, jika terjadi hujan kembali dengan intensitas tinggi lebih dari dua jam, maka akan terjadi kembali banjir dan merendam jalan dan pemukiman tersebut,” tambah Budi.
Sementara itu, sambung dia, kejadian longsor di Kecamatan Cijeruk menyebabkan sebuah rumah di Kampung Bantar Panjang, Desa Cibalung mengalami rusak sedang. Rumah berisi enam jiwa tersebut tertimpa longsoran dari tebing setinggi empat meter saat hujan deras.“Saat ini korban tidak mengungsi, tapi rumah sedang dalam perbaikan dengan dana pribadi. Kami sudah melakukan assessment di lokasi longsoran dengan menutupnya dengan terpal, meminimalisasi terjadinya longsor susulan,” ucap Budi.
Sedangkan, pada kejadian longsor di Kecamatan Sukaraja, menyebabkan sebuah rumah di Kampung Warnasari, Desa Cilebut Timur terdampak. Longsor terjadi dikarenakan hujan deras yang cukup lama, sehingga menyebabkan tembok penahan tanah (TPT) sepanjang 15 meter dan tinggi 4 meter longsor.
Akibatnya, dinding dan atap rumah milik warga tertimpa puing longsoran TPT. Budi mengatakan, rumah yang terdampak tidak diperbaiki secara langsung. Namun tim BPBD dan aparat wilayah setempat mendampingi korban dan pemilik lahan yang longsor untuk mediasi.
“Akhirnya tim TRC-BPBD dan aparatur desa memberikan pendampingan dalam upaya memediasi, antara pemilik TPT atau lahan, dengan korban terdampak yang rumahnya terkena longsor,” katanya.