Stok Kosong Vaksin di Tengah Target 1,2 Juta Dosis per Hari

Beberapa daerah melaporkan kekurangan stok vaksin Covid-19.

Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada anak-anak di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/8). Cakupan vaksinasi di Indonesia baru mencapai 22 persen target, sejumlah daerah bahkan melaporkan kekosongan stok vaksin.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Adji P, Wilda Fizriyani, Dadang Kurnia, Rr Laeny Sulistyawati, Antara

Sejumlah daerah melaporkan kesulitan mendapatkan jatah vaksin Covid-19. Akibatnya, program vaksin terpaksa ditunda termasuk pemberian dosis kedua vaksinasi.

Salah satu daerah yang mengalami kekosongan adalah Kabupaten Pangandaran. Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, menyatakan stok vaksin Covid-19 di daerahnya sudah kosong. Padahal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi.

Jeje mengaku sudah berupaya meminta distribusi vaksin Covid-19 ke berbagai saluran. Namun, hingga kini belum ada lagi distribusi vaksin ke Kabupaten Pangandaran.

"Saya sudah ke Menkes, ke Bu Susi (Pudjiastuti), berbagai saluran. TNI-Polri. Tapi tak ada," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/8).

Ia menjelaskan, Pemkab Pangandaran sebenarnya sudah merancang program untuk menggencarkan vaksinasi di wilayah destinasi wisata. Sebab, destinasi wisata menjadi tempat berkumpulnya banyak orang ketika beroperasi.

"Selain penerapan prokes, kita ingin memperbanyak vaksinasi di daerah wisata. Jadi kita tenang kalau wisata nanti dibuka," kata dia.

Menurut Jeje, program vaksinasi di destinasi wisata itu sudah dirancang dengan matang. Petugas vaksinator juga sudah siap melakukan vaksinasi di destinasi wisata. Ditargetkan, dalam satu hari akan ada sekitar 1.000 masyarakat di wilayah destinasi wisata yang akan menjalani vaksinasi.

Namun, program itu urung terlaksana lantaran stok vaksin tak ada. "Persoalannya tak ada vaksin," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Pangandaran, Yadi Sukmayadi mengatakan, stok vaksin yang ada sudah dialokasikan untuk melakukan vaksinasi dosis pertama kepada masyarakat. "Kendalanya sekarang, ketika vaksin dihabiskan untuk dosis pertama, dan sudah ada jadwal untuk vaksinasi dosis kedua, vaksinnya belum ada lagi," kata dia saat dihubungi Republika.

Ia mengatakan, saat ini di sejumlah puskesmas sedang melakukan vaksinasi dosis kedua kepada masyarakat. Namun, stok vaksin yang ada saat ini diperkirakan hanya mencukupi pelaksanaan vaksinasi hingga Rabu. Pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan saat ini pun menggunakan vaksin bantuan dari Polres Ciamis.

Setelah Rabu, menurut dia, apabila distribusi vaksin yang baru belum juga sampai, dikhawatirkan akan terjadi gejolak di kalangan masyarakat. Dampaknya, petugas di lapangan berpotensi menjadi sasaran.

Sedangkan di Banyuwangi, sebanyak 70,65 persen pasien Covid-19 di Banyuwangi belum mendapatkan vaksin. Sementara untuk 15,88 persen mendapat vaksin dosis satu dan 13,47 persen telah mendapat dosis kedua.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menilai, vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi dinilai cukup efektif dalam menekan angka konfirmasi positif. Sebab itu, dia sangat menaruh harapan terhadap program vaksinasi yang masih berjalan.

Di Banyuwangi, pasien Covid-19 yang meninggal, sebanyak 93 persen belum mendapatkan vaksin. Kemudian enam persen sudah mendapat dosis pertama dan satu persen telah mendapat dosis kedua. Sebagian besar yang meninggal karena memiliki komorbid seperti diabetes dan hipertensi.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Widji Lestariono, mengatakan pekan ini, Dinkes Banyuwangi akan menerima vaksin untuk dosis dua secara bertahap. Vaksin-vaksin tersebut antara lain 2.430 vial AstraZeneca dan 630 vial Sinovac. Satu vial biasanya terdiri atas 10 dosis.

Di Jawa Timur, sejumlah daerah mengalami keterlambatan vaksinasi dosis kedua. Ketua Vaksinasi Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Herlin Ferliana menjelaskan, keterlambatan karena jumlah vaksin yang datangnya dari Kemenkes jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding kebutuhan.

Herlin memastikan, setiap ada distribusi vaksin ke Jatim, pihaknya akan langsung mengirimkan ke kabupaten/kota untuk percepatan vaksinasi Covid-19. Pihaknya mengimbau dinas kesehatan dan semua pelaksana vaksinasi memprioritaskan terlebih dahulu untuk sasaran dosis kedua.

"Sedangkan untuk sasaran dosis pertama bersabar menunggu vaksin berikutnya yang Insya Allah bulan Agustus ini datang lebih banyak," kata Herlin.

Vaksinasi Jatim per 1 Agustus 2021 untuk dosis pertama sebanyak 7.630.509 orang. Sementara yang sudah mendapat dosis kedua baru 3.170.860 orang. Padahal, total sasaran vaksinasi Jatim mencapai 31.826.206 orang. Artinya capaian saat ini masih jauh dari target.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengakui, upaya Pemkot Surabaya mencapai target kekebalan kelompok terkendala stok vaksin yang terbatas. Bahkan, kata dia, hingga Senin (2/8), ketersediaan vaksin di Surabaya masih kosong, terutama jenis Sinovac.

“Stoknya habis, kita masih menunggu dari pusat. Kita belum bisa melakukan vaksinasi dosis kedua karena memang stok vaksinnya kosong,” kata Febria.











Baca Juga


Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander K Ginting, mengatakan capaian vaksinasi di Indonesia saat ini masih terus ditingkatkan hingga mencapai target penyuntikan hingga sejuta dosis per hari mulai Agustus 2021. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dari total 90.988.817 dosis vaksin yang dikirim menuju 34 provinsi di Indonesia, sebanyak 68.641.750 dosis vaksin di antaranya telah digunakan di daerah pada Juli 2021.

Distribusi vaksin sesuai porsi lebih banyak menuju wilayah DKI Jakarta sebanyak 13,1 juta dosis lebih, Jawa Barat 11,6 juta dosis lebih, Jawa Tengah 9,1 juta dosis lebih, Yogyakarta 1,9 juta dosis lebih, Jawa Timur 13,2 juta dosis lebih, Banten 3,5 juta dosis lebih dan Bali sebanyak 4,3 juta dosis lebih.

Persentase penggunaan vaksin tertinggi berada Provinsi Bali mencapai 92 persen atau setara 3,9 juta lebih dari total distribusi vaksin yang telah diterima di wilayah setempat. Jawa Tengah telah mempergunakan 88 persen vaksin terdistribusi atau setara 8 juta lebih.

Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan dari total sasaran vaksinasi mencapai 208 juta jiwa lebih, sebanyak 20,9 juta jiwa penduduk Indonesia telah menerima dosis lengkap vaksin. Sedangkan penerima dosis pertama mencapai total 47,8 juta jiwa lebih.

Untuk melengkapi target vaksinasi di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan 70 juta dosis vaksin Covid-19 akan didatangkan ke Indonesia selama periode Agustus 2021 hingga September 2021. Kemenkes menargetkan bisa vaksinasi utamanya di delapan wilayah aglomerasi Jawa-Bali yaitu 1,2 juta dosis per hari.

"Vaksinasi yang paling banyak (datang) di bulan Agustus dan September. Perkiraan kami sekitar 70 juta sudah pasti datang di Agustus dan September," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat konferensi virtual Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin (2/8) malam.

Ia menambahkan, Kemenkes melakukan vaksinasi berbasis risiko. Sehingga, setelah vaksin hadir, Kemenkes konsentrasi menyasar konsentrasi vaksinasi ke daerah yang kasusnya paling banyak dan kematiannya paling tinggi yaitu daerah Jawa-Bali khususnya daerah aglomerasi besar Jawa-Bali yaitu Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, Solo Raya, Yogyakarta, Surabaya Raya, dan juga Malang Raya plus Bali.

Ia menambahkan, tujuh daerah ini adalah daerah yang tingkat kasus aktifnya paling banyak dan kematiannya paling tinggi. "Jadi, kami sasar duluan (vaksinasi delapan daerah aglomerasi Jawa-Bali) untuk dengan cepat mengurangi tekanan penularan dan tekanan kematian," ujarnya.

Sebab, dia menambahkan, capaian imunisasi Covid-19 di daerah tersebut sekarang hanya 382 ribu per hari dan ditargetkan harus meningkat jadi 1,2 juta per hari. Artinya ada kenaikan target vaksinasi sebanyak hampir empat kali lipat.

Terkait vaksin Covid-19 yang telah didatangkan ke Indonesia, Budi menyebutkan jumlah vaksin yang datang ke Tanah Air sebanyak 90 juta dosis vaksin selama kurun waktu Januari 2021 hingga Juli 2021. Kemudian, dia melanjutkan, Kemenkes telah menyelesaikan vaksin 90 juta dosis vaksin tersebut dalam waktu tujuh bulan atau cakupannya baru sekitar 22 persen.

"Jadi, kalau ada kekurangan vaksin di daerah, memang karena baru 22 persen (jangkauannya)," katanya.

Kemenkes menargetkan 70 juta dosis yang datang bulan ini dan September mendatang bisa semakin mendekati target vaksinasi sebesar 80 persen.

Vaksinasi Covid-19 anak usia 12-17 tahun. - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler