Afghanistan dari Masa ke Masa
IHRAM.CO.ID, KABUL -- Selama beberapa hari terakhir, perhatian tertuju kepada perebutan kekuasaan Taliban di Afghanistan. Jatuhnya Kabul pada Ahad lalu itu bermula dari penarikan pasukan Amerika setelah perang selama dua dekade.
Isu yang masih hangat ini mengarahkan banyak orang untuk lebih mengetahui Afghanistan terkait sejarahnya, suku hingga konflik-konflik yang terjadi. Berikut penjelasannya seperti dilansir dari About Islam, Rabu (18/8).
Tanah dan Perbatasan
Afghanistan, secara resmi dikenal sebagai Republik Islam Afghanistan, berbatasan dengan Iran di barat, Pakistan di Timur dan Selatan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Tajikistan di Utara; jalur sempit, Vakhan (Wakhan), membentang di Timur Laut di sepanjang Pakistan ke Daerah Otonomi Uygur Xinjiang di Cina.
Kabul adalah ibu kota dan kota terbesar, dengan perkiraan populasi 4,6 juta orang, sebagian besar dari etnis Pashtun, Tajik, Hazara, dan Uzbek. Negara ini memiliki lereng yang curam dengan pegunungan. Namun, di dalam pegunungan dan di tepinya, ada banyak lembah dan dataran yang subur.
Populasi Etnis
Afghanistan adalah masyarakat multietnis atau berasal dari berbagai suku. Populasi negara ini terdiri dari banyak kelompok etnolinguistik: Pashtun, Tajik, Hazara, Uzbek, Aimaq, Turkmenistan, Baloch, Pashai, Nuristani, Gujjar, Arab, Brahui, Qizilbash, Pamiri, Kirgistan, Sadat, dan lainnya. Lagu Kebangsaan Afghanistan dan Konstitusi Afghanistan masing-masing menyebutkan empat belas di antaranya, meskipun daftarnya tidak persis sama.
Muslim Arab membawa Islam ke Herat dan Zaranj pada 642 masehi dan mulai menyebar ke Timur. Sebelum Islam masuk, masyarakat di wilayah tersebut sebagian besar beragama Buddha dan Zoroaster, tetapi ada juga penganut Surya dan Nana, Yahudi, dan lain-lain.
Menurut CIA World Factbook, penduduk Afghanistan adalah sekitar 99,7 persen Muslim, dan sebagian besar diperkirakan menganut mazhab Sunni Hanafi. Menurut Pew Research Center, sebanyak 90 persen dari denominasi Sunni, 7 persen Syiah dan 3 persen non-denominasi.
Dari Persia dan Pashto adalah bahasa resmi Afghanistan, bilingualisme sangat umum dilakukan. Menurut CIA Factbook, Dari Persia dituturkan oleh 78 persen dan berfungsi sebagai bahasa umum, sementara Pashto dituturkan oleh 50 persen, Uzbek 10 persen, Inggris 5 persen, Turkmen 2 persen, Urdu 2 persen, Pashayi 1 persen, Nuristani 1 persen , Arab 1 persen, dan Balochi 1 persen.
Wanita di Afganistan
Populasi Afghanistan kira-kira 34 juta. Dari jumlah tersebut, 15 juta adalah laki-laki dan 14,2 juta adalah perempuan. Sekitar 22 persen orang Afghanistan adalah kaum urban dan sisanya 78 persen tinggal di daerah pedesaan. Sebagai bagian dari tradisi lokal, kebanyakan wanita menikah segera setelah sekolah menengah. Lebih banyak yang hidup sebagai ibu rumah tangga.
Laki-laki dipandang sebagai pencari nafkah utama, sedangkan perempuan dipandang sebagai ibu rumah tangga. Suami diharapkan mampu menafkahi istri dan anak-anaknya secara ekonomi sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, umumnya diyakini bahwa seorang wanita tidak perlu mandiri secara finansial, karena kekuatan penghasilan suami atau ayahnya akan mendukungnya. Di bawah Taliban, meskipun wanita dilarang dari sebagian besar pekerjaan, termasuk mengajar, beberapa wanita di bidang medis diizinkan untuk terus bekerja.