Facebook Rilis Fitur Keamanan Lindungi User di Afghanistan
IHRAM.CO.ID, CALIFORNIA – Facebook telah merilis sejumlah langkah keamanan baru untuk melindungi pengguna di Afghanistan setelah pengambilalihan negara oleh Taliban. Setelah mengikuti rekomendasi dari aktivis, jurnalis, dan kelompok masyarakat sipil, sekarang pengguna dapat melindungi unggahan mereka dari orang yang tidak dikenal.
Selain itu, pengguna Instagram di Afghanistan akan menerima pemberitahuan yang akan memberi tahu mereka tentang metode untuk melindungi akun. “Kami bekerja sama dengan rekan-rekan kami di industri, masyarakat sipil, dan pemerintah untuk memberikan dukungan apa pun yang untuk membantu melindungi pengguna,” kata Kepala Kebijakan Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher dalam cicitannya.
Dia menambahkan perusahaan telah menghapus sementara kemampuan untuk melihat daftar teman pengguna dan mencari daftar teman akun di Afghanistan untuk menghindari risiko menargetkan orang yang mungkin diinginkan oleh Taliban.
Pada Kamis, Twitter Inc mengatakan pihaknya berhubungan dengan masyarakat sipil untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di Afghanistan dan bekerja dengan Internet Archive untuk mempercepat permintaan langsung menghapus kicauan yang diarsipkan.
Jika pengguna tidak dapat mengakses akun yang berisi informasi yang dapat membahayakan mereka, seperti pesan langsung atau pengikut, perusahaan dapat menangguhkan sementara akun sampai pengguna mendapatkan kembali akses dan dapat menghapus konten mereka.
Sementara itu, juru bicara Linkedin mengatakan situs jaringan profesional milik Microsoft telah menyembunyikan sementara koneksi penggunanya di Afghanistan sehingga pengguna lain tidak dapat melihatnya.
Dilansir TRT World, Jumat (20/8), pengambilalihan Taliban atas Afghanistan menimbulkan pertanyaan rumit bagi raksasa teknologi seperti Facebook dan Twitter. Di WhatsApp, Akun Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid tampaknya telah diblokir sementara. Financial Times melaporkan saluran bantuan WhatsApp Taliban yang memungkinkan warga melaporkan penjarahan telah ditutup.
Pemilik WhatsApp, Facebook, mengonfirmasi mereka telah bertahun-tahun memandang Taliban sebagai teroris dan memblokir akun grup tersebut di jaringan ini dan Instagram. Kebijakan tersebut memicu tanggapan tajam dari Mujahid ketika ditanya apakah Taliban akan melindungi kebebasan berbicara. “Pertanyaan ini seharusnya ditanyakan kepada perusahaan Facebook,” ujarnya.