Petani Jawa Timur Sambut Baik Program RJIT Kementan
Ketersediaan air melimpah membuat produktivitas tanaman seperti jagung meningkat.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Desa Kedawong, Diwek, Jombang, Jawa Timur, Anton Kaharuddin menyatakan, program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Kementerian Pertanian sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani. Rehabilitasi jaringan irigasi tersebut, kata dia, membuat ketersediaan air terjamin, dan hasil panen lebih banyak.
"Saat ini luas lahan irigasi di desa kami mencapai 63 hektare. Sehingga saat persediaan air tidak mencukupi, adanya irigasi ini bisa membantu mengairi lahan pertanian. Sehingga tanaman bisa tumbuh normal dan baik, termasuk saat musim kemarau,” kata Anton di Surabaya, Sabtu (21/8).
Anton menjelaskan, ketersediaan air yang melimpah membuat produktivitas tanaman seperti jagung meningkat. Dimana para petani mampu menghasilkan 5 ton jagung dalam sekali panen, dari sebelumnya hanya sekitar 2 ton. Kemudian peningkatan produktivitas kedelai dari sebelumnya hanya satu ton menjadi 3 ton untuk sekali panen.
Anton berharap program irigasi dari pemerintah tersebut bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan. Mengingat manfaatnya sangat dirasakan masyarakat, utamanya bagi para petani.
"Tentu harapannya program ini dilanjutkan, bahkan kalau bisa ada pembaruan jaringan rehabilitasinya dan ada proyek perbaikan lebih banyak lagi," ujar Anton.
Perwakilan Gapoktam Mawar, di Dusun Grejek, Tambak, Gresik, Jawa Timur, Murtazam juga mengakui adanya dampak positif dari program RJIT Kementan. Murtazam mengaku, produktivitas tanaman para petani padi di desanya meingkat signifikan dibandingkan sebelum adanya program RJIT.
"Sangat meningkat, dari empat ton hingga mencapai enam ton. Untuk luasan irigasi 150 meter dapat mengairi 25 hektar sawah," kata dia.