Burdah, Buah Cinta Imam Bushiri kepada Rasulullah
IHRAM.CO.ID, Kitab Burdah adalah salah satu kitab yang memuat syair pujian kepada Rasulullah. Tiap baitnya penuh makna yang mendalam. Selain itu susunan dan pilihan kata yang digunakan pun begitu indah. Burdah begitu populer dibaca berbagai negara seperti di Yaman, Mesir, Maroko, Syiria dan lainnya.
Sementara di Indonesia kepopuleran membaca burdah memang tidak sebesar Diba dan Barzanji, kendati demikian sejumlah majelis ilmu, pondok pesantren dan masjid-masjid ada yang rutin mengistiqomahkan membaca Burdah pada waktu tertentu.
Sejatinya kitab burdah asalnya bernama Al Kawakib Ad Duriyah fi Madhi Khairil Bariyah. Kitab ini menjadi mahakarya seorang ulama besar asal Mesir yakni syekh Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri atau lebih dikenal Imam Bushiri. Ia dilahirkan di Mesir pada Syawal 608 H atau 1212 M dan wafat pada 695 H atau 1296 M di Iskandaria atau kota Aleksandria, Mesir.
Imam Bushiri sendiri sejak kecil sudah menyenangi syair. Ia banyak mempelajari agama dari seorang sufi besar yakni Abdul Abbas Al Mursi yang merupakan penganut tarekat Syadziliyah. Kepiawaiannya dalam membuat syair-syair diakui oleh para pemimpin Mesir pada saat itu. Hingga kemudian karena cintanya yang besar kepada Nabi Muhammad SAW, maka ia pun menyusun Burdah.
Sejatinya ketika menyusun Burdah, Imam Bushiri tengah dalam keadaan sakit. Ia mengalami stuk yang membuatnya sulit berjalan. Kendati demikian hal itu yang memadamkan semangatnya untuk menyusun dan menyelesaikan Burdah. Hingga kemudian kitab Burdah pun selesai disusun olehnya.
Ada kejadian luar biasa yang dialami Imam Bushiri ketika selesai menyusun Burdah. Ia bermimpi didatangi Rasulullah. Dalam mimpinya itu Rasulullah mengusap badan Imam Bushiri. Setelah Imam Bushiri bangun dari tidurnya, sakit stroke yang diderita Imam Bushiri pun hilang. Ia sembuh dari penyakitnya itu bahkan tubuhnya semakin segar bugar.
Kabar Imam Bushiri yang sembuh dari stroke setelah menyusun Burdah itu pun menyebar luas ke berbagai wilayah. Tak terkecuali para penguasa di Mesir pada saat itu. Mereka pun berharap dengan membaca Burdah yang berisi pujian-pujian kepada Rasulullah maka Allah menurunkan rahmatNya sehingga orang-orang yang membacanya sembuh dari penyakit yang diderita.