Filipina akan Terus Tangani Pemberontakan Komunis
REPUBLIKA.CO.ID -- Ancaman pemberontakan komunis ternyata masih nyata. Lembaga Gugus Tugas Nasional untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata Komunis Lokal (NTF-Elcac) Filipina menyatakan akan menerima dana 28,1 miliar peso atau sekitar USD556 juta dalam usulan anggaran nasional 2022 untuk mengakhiri pemberontakan itu. Jumlah ini lebih tinggi dari anggaran P19 miliar pada tahun 2021.
Dalam pesan anggarannya, Presiden Rodrigo Duterte mengatakan pemerintah akan terus menangani pemberontakan komunis di negara itu. “Kami telah melakukan jauh lebih banyak daripada pemerintahan sebelumnya untuk mengakhiri konflik berusia 52 tahun ini,” kata Duterte pada Senin malam.'' seperti dikutip Anadolu Agency.
Tahun ini, NTF-Elcac mendapat P19 miliar, termasuk proyek pembangunan senilai P16,4 miliar untuk desa yang dibebaskan dari pemberontak komunis.
Namun anggota parlemen sebelumnya mengancam akan membubarkan NTF-Elcac menyusul maraknya pemberian tanda merah terhadap aktivis hak asasi manusia, mahasiswa, jurnalis, selebritas, dan kelompok progresif.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin, Rep. Bayan Muna Ferdinand Gaite memperbarui seruan untuk menghapus NTF-Elcac atas dugaan penyimpangan dana.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam laporannya menyebutkan bahwa "mencap merah" atau melabeli orang dan kelompok sebagai komunis atau teroris, serta penghasutan aksi kekerasan semakin marak di Filipina.
Pada 1992, pemerintah Filipina mencabut beleid yang menyatakan bahwa menjadi anggota Partai Komunis Filipina adalah sebuah kejahatan.
Namun, Duterte menyatakan mereka masih tetap bisa dipidana jika melakukan pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan dan melawan pemerintah.
Anggota legislatif Filipina, Carlos Zarate, dan Partai Bayan Muna membantah tuduhan Duterte bahwa mereka terkait dengan kelompok pemberontak komunis.
Pemberontakan kelompok komunis di Filipina sudah berlangsung selama lebih dari setengah abad. Saat ini diperkirakan ada sekitar 3.500 gerilyawan komunis yang masih berjuang.
Akan tetapi, kelompok komunis Filipina menyatakan mereka sudah tidak mempunyai gerilyawan.