Tabayun ASEAN-Australia Sayangkan Hoax Vaksin China

Komunitas ASEAN-Australia ajak umat Islam tak berprasangka buruk ke China

Antara/Umarul Faruq
Komunitas ASEAN-Australia ajak umat Islam tak berprasangka buruk ke China. Ilustrasi vaksin
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Langkah mendeskreditkan pihak-pihak tertentu adalah berbahaya bagi upaya memerangi pandemi Covid-19, semua pihak di dunia harus bekerja sama dan saling menghormati. 

Baca Juga


Komunitas Tabayun Asean-Australia menyayangkan retorika anti Tiongkok yang terus beredar. Padahal China faktanya telah banyak membantu dunia termasuk menyediakan vaksin Covid-19 terlebih dulu terutama di negara-negara dunia ketiga yang tak terjangkau vaksin dari negara-negara maju.  

Tabayun adalah ajaran Islam yang diperkenalkan Nabi Muhammad SAW. Tabayun berarti upaya tidak menelan mentah-mentah sebuah informasi dari pihak tertentu saja dengan cara cek dan ricek. Dengan tabayyun, secara otomatis akan meminimalkan hoax yang disebarkan pihak tertentu untuk mendeskreditkan pihak lain. Hoax selama ini manjadi sumber perpecahan. 

Komunitas Tabayun Asean-Australia menyampaikan seruan tersebut dalam siaran pers yang diterima media, Sabtu (28/8). 

Pimpinan Komunitas Tabayun Asean-Australia terdiri dari S Hussain dari Al Khaadem Malaysia, Atty Abdul Rahman Linzag dari Dewan Dakwah Islam Filipina, Wael Ibrahim dari Aware Academi Australia, Muhammad Azrin bin Yazman dari Singapura, Ustadz Marzuki dari Yadain TV Indonesia, Amin Ramzy dari Institut Islam Darul Huffaz Indonesia, dan Ali Imron dari Baitul Qur’an Indonesia. 

“Kami mendesak penerapan praktek tabayundi masyarakat agar semua informasi yang disampaikan mencakup semua pihak yang terkait dan tidak sekedar berita dari satu sisi yang dapat menyesatkan,” tulis Komunitas Tabayun. 

Salah satu keprihatinan Komunitas Tabayun adalah upaya pihak Barat dan India dalam mendiskreditkan vaksin buatan China. Hoax terhadap vaksin buatan China tidak akan membantu upaya penanganan pandemi yang seharusnya ditangani secara bersama oleh masyarakat internasional.  

Para aktivis Tabayunmenilai vaksin Tiongkok faktanya mampu menekan angka kesakitan yang parah, kematian, dan membantu perawatan di rumah sakit seperti terjadi di Chili dan Indonesia. 

Vaksin buatan Crada terlebih dulu di negara-negara dunia ketiga karena negara kaya lebih mengutamakan vaksin untuk warga di negara masing-masing. 

“Kami menghargai upaya-upaya China dalam memerangi pandemi Covid-19 di dunia,” kata para pemimpin Komunitas Tabayun Asean-Australia dalam siaran persnya.  

Hingga 25 Juli 2021, China sudah menyumbang dan mengekspor 500 juta dosis vaksin Covid-19 ke lebih dari 40 negara termasuk negara Muslim seperti Malaysia, Indonesia, Mesir, dan Uni Arab Emirat. Tiongkok juga menyumbangkan perlengkapan medis untuk penanganna covid 19 ke berbagai rumah sakit di negara yang kewalahan menghadapi pandemi.  

Komunitas Tabayun justru menyayangkan penimbunan vaksin dan hak paten oleh negara maju. Akibatnya terjadi kekurangan pasokan vaksin global dan menimbulkan ketidakadilan dalam distribusi vaksin covid 19. Negara miskin dan berkembang termasuk di dalamnya kelompok masyarakat rentan seperti para pengungsi, orang yang terusir, dan warga daerah pendudukan serta wilayah perang, tidak mampu mendapat vaksin Covid-19.  

“Komunitas Tabayunmengimbau para aktivis di negara-negara berpenduduk Muslim untuk terus membantu para korban pandemi dan tidak terjebak pada hoax yang dilancarkan pihak-pihak tertentu,” tulis Komunitas Tabayun dalam siaran persnya. 

Komunitas Tabayun mendukung upaya Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk melawan segala jenis hoax terkait penanganan Covid-19 tentang asal–usul virus, keampuhan vaksin, dan kualitas vaksin serta data terkait.  

Berdasar protokol dan pendekatan ilmiah yang diterapkan WHO, vaksinasi adalah salah satu solusi dalam menghadapi pandemi dan mendorong agar setiap orang yang layak menerima secara medis untuk segera divaksin.  

Komunitas Tabayun juga menyoroti berbagai isu yang mencuat di kalangan negara-negara berpenduduk Muslim. Isu soal Palestina misalnya, Komunitas Tabayun mendesak Amerika Serikat menghentikan bantuan militer bagi Israel. Sedangkan hak-hak bangsa Palestina segera dipulihkan. 

“Kami menilai informasi negatif yang beredar tentang Palestina sangat tidak berimbang dibandingkan dengan informasi soal Israel yang mendapat citra positif,” tulis Komunitas Tabayun. 

Komunitas Tabayun memandang kegagalan dunia Barat terkait pengungsi Suriah Intervensi tertadap Suriah yang membuat pengungsian terjadi karena masyarakat internasional diharapkan membantu pengungsi Suriah dan memulangkan mereka ke negerinya.  

Komunitas Tabayun mendesak pemerintah India untuk menghentikan tindakan keras terhadap masyarakat dan memulihkan kedamaian. Terkait isu tersebut Komunitas Tabayun menyayangkan Dunia Barat yang menutup mata terhadap isu Kashmir dan hak-hak masyarakat Kashmir.   

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler