KH Chudlori, Ulama Rendah Hati dan Bersahaja (III-Habis)
IHRAM.CO.ID, Melalui Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, yang didirikannya, KH Chudlori berhasil melakukan kaderisasi ulama. Pola pendidikan yang diterapkan di sana tidak hanya memadukan antara ilmu dan amal, tetapi juga latihan-latihan spiritual yang kental akan nuansa tasawuf.
Salah satu produk gemblengan pondok pesantren itu ialah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Presiden keempat Republik Indonesia itu pernah belajar langsung kepada Kiai Chudlori di Tegalrejo. Dalam sebuah artikel, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran Yogyakarta Nur Kholik Ridwan mengatakan, Gus Dur menjadi santri di sana sejak 1957.
Selama kira-kira dua tahun, cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari itu mondok di Pesantren API Tegalrejo. Dan, ada cukup banyak cerita yang berkaitan dengan rihlah keilmuan Gus Dur selama digembleng Kiai Chudlori. Di antaranya tatkala putra KH Wahid Hasyim itu mendapatkan nasihat yang membingungkan dari sang pendiri pondok pesantren.
Ya, Kiai Chudlori menyarankan kepada orang-orang yang meminta nasihatnya agar membeli gamelan terlebih dahulu daripada membangun sebuah masjid besar.