Bukti Migrasi Manusia dari Afrika ke Jazirah Arab Ditemukan
IHRAM.CO.ID,JEDDAH--Penemuan arkeologi di utara Arab Saudi baru-baru ini mengungkapkan bukti awal migrasi manusia dari benua Afrika ke Semenanjung Arab. Otoritas Warisan Saudi mengumumkan migrasi ini terjadi sekitar 400.000 tahun yang lalu.
Mereka mengonfirmasi pentingnya peradaban Kerajaan Saudi. Para ahli juga menyebut, peran yang dimainkan oleh komunitas awal di luar benua Afrika dalam pembangunan manusia, memiliki posisi penting.
Tim internasional terlibat dalam penelitian ini, termasuk spesialis Saudi dari Heritage Authority. Beberapa pihak lainnya yang ikut dalam penelitian ini adalah para ahli dari Universitas King Saud, Institut Max Planck di Jerman, dan sejumlah universitas dan lembaga internasional lainnya.
Dilansir di Arab News, Kamis (2/9), mereka menemukan sisa-sisa peralatan batu dan fosil tulang hewan di lapisan danau kering Gurun Nafud, barat laut Kerajaan.
Artefak yang ditemukan berusia sekitar 400.000 tahun, termasuk kapak Acheulean, yang ditemukan di Khal Amishan, di pinggiran Tabuk. Mereka dianggap sebagai peninggalan arkeologi tertua yang tercatat di Jazirah Arab.
Tanda migrasi yang ada menunjukkan pengulangan secara berkala selama beberapa tahap, termasuk 300.000, 200.000, 130.000-75.000 dan 55.000 tahun yang lalu.
Sebuah artikel yang diterbitkan majalah Nature, merinci penemuan yang dibuat di lapisan sedimen tersebut. Temuan ini ditinggalkan di danau kuno yang terbentuk di Jubbah dan Khal Amishan selama periode hujan dalam sejarah wilayah.
Artefak arkeologi ini membantu pelacakan dan mengungkapkan berbagai tahap keberadaan dan perkembangan manusia. Ia mengungkapkan perbedaan antara kelompok manusia secara berurutan dan menggambarkan perkembangan kerajinan batu.
Studi ini juga memajukan pengetahuan tentang periode waktu di mana migrasi manusia dari Afrika ke Semenanjung Arab terjadi, di mana iklim yang lebih sedang berlaku di wilayah tersebut.
Temuan ini juga merinci bukti kerajinan batu Acheulean yang berusia 200.000 tahun dan relatif baru, dibandingkan dengan contoh lain yang ditemukan di Asia barat daya. Ini menunjukkan kekhasan budaya manusia purba di Jazirah Arab, dan bagaimana wilayah itu dibentuk oleh kondisi lingkungan maupun budaya saat itu.
Studi ini menegaskan situs arkeologi yang terkait dengan kerajinan alat-alat batu, bukan tempat tinggal yang digunakan oleh kelompok manusia purba.
Khal Amishan memiliki beberapa lapisan arkeologi yang mengungkapkan informasi lingkungan dari berbagai periode. Lapisan paling awal berusia sekitar 400.000 tahun, berisi sisa-sisa arkeologis tertua di Semenanjung Arab, termasuk kapak Acheulean.
Lapisan di atasnya, yang berusia sekitar 300.000 tahun, berisi kapak batu yang dicirikan oleh ukurannya yang kecil. Lapisan berikutnya, sejak 200.000 tahun yang lalu, termasuk alat-alat batu tetapi tidak ada kapak yang ditemukan, sekaligus mengungkapkan bukti pertama dari teknik manufaktur yang dikenal sebagai Levalloisian.
Dari lapisan arkeologi yang tersisa, yang pertama berusia antara 75.000 dan 125.000 tahun, sedangkan yang terbaru berusia sekitar 55.000 tahun.
Mereka dicirikan oleh alat yang dibuat menggunakan teknik Levalloisian, yang menyebar selama peradaban Acheulean dan bertahan hingga periode yang lebih lembab dari Zaman Pleistosen Kuarter.
Kerajinan batu ini unik dalam hal aspek teknisnya dan tidak seperti teknik kerajinan batu lainnya yang umum di wilayah Mediterania timur. Menurut penelitian, karakteristik budaya teknik Levalloisian di Gurun Nafud lebih dekat dengan teknik yang ditemukan di Afrika bagian timur.
Studi tentang sisa-sisa kerangka hewan mengungkapkan keberadaan kuda nil dan bovid lainnya di beberapa periode waktu. Ini menegaskan keberadaan lingkungan di utara Jazirah Arab yang kaya akan sumber air dan tutupan tanaman yang lebat, yang sesuai dengan kondisi iklim yang berlaku di Afrika Utara pada saat itu.
Tim peneliti mampu mengidentifikasi lima gelombang migrasi manusia dari Afrika ke Semenanjung Arab, terkait dengan perbaikan kondisi iklim dan pengurangan risiko kekeringan.
Dua contoh kerajinan batu yang ditemukan berasal dari peradaban Acheulean, sedangkan tiga sisanya berasal dari periode Paleolitik Tengah. Temuan tersebut menegaskan perbedaan antara kelompok manusia yang berurutan.
Tim ilmiah juga mempresentasikan hasil studi arkeologi sebuah situs di Jubbah, Hail. Dulunya merupakan danau kuno, yang berisi lapisan arkeologi yang mirip dengan yang ditemukan di Khal Amishan.