Indonesia-UEA Mulai Perundingan Kerja Sama Perdagangan
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bersama Uni Emirat Arab resmi meluncurkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA), Kamis (2/9). Kerja sama kedua negara tersebut diharapkan dapat mendukung perekonomian pasca Covid-19 lewat peningkatan perdagangan dan investasi.
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, mengatakan, Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang terus dalam tren positif. Di satu sisi, Indonesia juga memandang UEA sebagai negara dengan ekonomi yang sangat progresif di kawasan timur tengah.
"Ini adalah komitmen kedua negara dan harus mencari kekuatan baru ekonomi kedua negara untuk saat ini dan masa yang akan datang," kata Lutfi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/9) sore.
Lutfi menjelaskan, implementasi kerja sama kedua negara diharapkan bukan hanya antar pemerintah (government to government/GtoG), namun juga langsung antara pengusaha (business to business/BtoB) maupun antar warga (people to people) sehingga tujuan peningkatan kerja sama ekonomi dapat dicapai.
Lebih lanjut, ia mengatakan, hasil dari Indonesia-UEA CEPA juga diharap bukan hanya membuka akses pasar antar kedua negara, namun pasar kawasan dan dunia. "Bukan hanya satu sama lain, tapi juga beyond UAE dan beyond Indonesia," kata Lutfi.
Sementara itu, Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, mengatakan, dalam lima tahun terakhir total volume perdagangan non migas antar kedua negara mencapai 11 miliar dolar AS.
"UAE adalah salah salah satu tujuan utama ekspor Indonesia dan kedua negara memiliki visi yang sama untuk masa depan yang lebih bersih dan hijau," kata dia.
Thani mengatakan, kerja sama ekonomi kedua negara terbuka untuk bidang energi dan tambang, pariwisata, pertanian, hingga industri halal.
Pihaknya optimistis perundingan perdagangan tersebut akan menjadi platform untuk kerja sama ekonomi yang modern dan dinamis dan merefleksikan hubungan strategis kedua negara.
"Meskipun dunia menghadapi banyak tantangan, saya sangat optimistis dengan masa depan kita. Saya yakin perdagangan bisa menjadi katalis perubahan positif," kata dia.