Pfizer akan Jadi Dosis Penguat, Moderna Masih Proses

Moderna masih belum merampungkan proses izin.

Pixabay
Pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat Dr. Anthony Fauci, Ahad (5/9), mengatakan, para pejabat kemungkinan akan segera mendapatkan izin soal pemberian vaksin COVID-19 ketiga Pfizer.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat Dr. Anthony Fauci, Ahad (5/9), mengatakan, para pejabat kemungkinan akan segera mendapatkan izin soal pemberian vaksin COVID-19 ketiga Pfizer. Meskipun vaksin Moderna dapat memakan waktu lebih lama.

Ketika ditanya dalam acara "FacetheNation" di CBS mengenai tujuan Presiden Joe Biden untuk memberikan dosis penguat mulai 2 September, Fauci menuturkan bahwa dalam sejumlah hal tujuan tersebut masih sekedar wacana. Sementara Pfizer-BioNTech telah mengajukan data penting mengenai dosis penguat kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), ujarnya, Moderna belum merampungkan proses tersebut.

Fauci berharap izin bisa diberikan terhadap kedua vaksin tersebut, ketika vaksinasi dengan dosis penguat diluncurkan. Namun jika proses Moderna belum selesai sebelum 20 September, dosis penguat Moderna akan diberikan kemudian.

Baca Juga



Moderna dan FDA belum membalas surat elektronik untuk berkomentar, dilaporkan reuters, Senin (6/9). Melalaui pernyataan yang dirilis pada Rabu (1/9), Moderna menyatakan telah berinisiatif mengajukan data dosis penguat vaksin buatannya kepada FDA.

Para ilmuwan masih memperdebatkan tentang seberapa banyak imunitas bisa ditingkatkan oleh dosis penguat. Kemudian, pertimbangan juga masih ada terkait seluruh warga Amerika harus mendapatkan vaksin berikutnya, ketimbang mereka yang sangat berisiko mengalami penyakit parah.

Fauci menekankan bahwa kedua vaksin penguat dianggap aman. Namun, FDA dan pejabat-pejabat lainnya akan mempelajari data untuk memastikan aspek tersebut.

"Ketika berurusan dengan langkah untuk membuat masyarakat Amerika menerima layanan penanganan, perlu dipastikan bahwa Anda benar-benar yakin," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler