Sidebar

158 Calon Jamah Haji Mataram Tarik Setoran Nomor Porsi

Wednesday, 08 Sep 2021 18:07 WIB
158 Calon Jamah Haji Mataram Tarik Setoran Nomor Porsi. Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, MATARAM -- Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan sudah 158 orang calon jamaah haji menarik setoran biaya pendaftaran nomor porsi dan pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).

Baca Juga


Data dari Januari hingga awal September ini, jumlah jamaah yang sudah menarik setoran nomor porsi dan pelunasan BPIH sebanyak 158 orang, termasuk 47 calon jamaah yang meninggal dunia.

"Ada yang alasannya karena sudah tua kemudian mengambil setoran untuk berangkat umroh, tapi ada juga yang masih muda dengan alasan kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram HM Amin, Rabu (8/9).

Penarikan setoran nomor porsi dan pelunasan BPIH terjadi hampir setiap hari. Bahkan dalam sehari bisa mencapai dua-tiga orang. Untuk jamaah yang hanya mengambil pelunasan BPIH, bukan mengambil nomor porsi, mereka tetap masuk prioritas diberangkatkan tahun depan apabila pemerintah mendapatkan kuota haji.

Sedangkan jamaah yang menarik nomor porsi atau membatalkan antrean pendaftaran haji otomatis keluar dari daftar tunggu. "Jadi kalau mereka mau berangkat haji, harus mendaftar lagi mulai awal. Daftar tunggu di Nusa Tenggara Barat sekarang mencapai 35 tahun," katanya.

Dalam hal ini, ia tidak bisa melarang jamaah mengambil biaya pendaftarannya sebab itu hak jamaah. "Selama persyaratan lengkap, pengambilan setoran bisa cair dalam waktu satu minggu langsung masuk rekening," katanya.

Tapi, ketika mengajukan, ia terlebih dahulu memberikan masukan agar jamaah bisa mengurungkan niatnya. "Masukan yang kami berikan ada yang diterima, ada juga yang tidak sehingga proses pengambilan pendaftaran disetujui," katanya.

Untuk menekan angka pengambilan biaya setoran haji, ia ingin melakukan sosialisasi dan edukasi kepada jamaah. Hanya saja, kondisi pandemi Covid-19 belum memungkinkan.

"Kami ingin edukasi melalui Zoom. Tapi tidak semua jamaah punya fasilitas, selain itu jamaah kita banyak yang sudah tua sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut melalui virtual," katanya.

Berita terkait

Berita Lainnya