Menjadi Muslim Amerika Setelah Tragedi 9/11
IHRAM.CO.ID,NEW YORK -- Muslim Amerika Serikat (AS) tumbuh di bawah bayang-bayang peristiwa 9/11. Banyak yang menghadapi permusuhan, kecurigaan, pertanyaan tentang iman, keraguan atas kebangsaan mereka dan lainnya.
Pada waktu itu, sebuah mobil lewat, jendela pengemudi diturunkan, dan pria itu meludahi dua gadis kecil berhijab: "Teroris!". Saat itu pada 2001, hanya beberapa pekan setelah World Trade Center jatuh. Shahana Hanif yang berusia 10 tahun, dan adik perempuannya sedang berjalan ke masjid setempat dari rumah mereka di Brooklyn.
Menjelang 20 tahun serangan teror 11 September, Hanif masih mengingat kebingungannya tentang bagaimana orang bisa memandangnya, seorang anak, dan melihat ancaman. "Itu bukan kata yang bagus dan baik. Artinya kekerasan, artinya berbahaya. Ini dimaksudkan untuk mengejutkan siapa pun, yang menerimanya," kata Hanif dilansir dari laman ABC News pada Rabu (8/9).
Akan tetapi insiden itu juga mendorong tekad untuk berbicara bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dia menjadi pengorganisir komunitas dan begitu disukai untuk memenangkan kursi di Dewan Kota New York dalam pemilihan mendatang.