Israel Pertimbangkan Dosis Keempat Vaksin Covid-19 

Belum ada ketentuan kapan dosis keempat vaksin covid-19 berpeluang diberikan.

EPA-EFE/ATEF SAFADI
Seorang perawat bersiap untuk menyuntik seorang wanita Israel dengan suntikan ketiga vaksin COVID-19 di Yerusalem, 20 Agustus 2021.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel dikabarkan membuat persiapan untuk memastikan memiliki pasokan vaksin yang cukup jika diperlukan suntikan Covid-19 putaran keempat. Kabar ini disampaikan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel Nachman Ash baru-baru ini.

Baca Juga


"Kami tidak tahu kapan itu akan terjadi. Saya sangat berharap tidak dalam enam bulan, seperti kali ini, dan dosis ketiga akan bertahan lebih lama," kata Ash dalam sebuah wawancara dengan Radio 103FM dilansir dari Bloomberg pada Senin (13/9).
 
Israel selama ini mayoritas menggunakan vaksin Pfizer Inc.-BioNTech SE dalam vaksinasi Covid-19. Sejauh ini, negara itu telah menginokulasi sekitar 2,8 juta orang dengan dosis ketiga setelah memulai suntikan booster pada bulan Agustus. 
 
Selain mereka yang telah menerima booster, sekitar 2,7 juta dari 7 juta orang Israel yang memenuhi syarat telah mendapatkan dua suntikan dan sekitar 500 ribu hanya mendapatkan satu suntikan. Namun hampir 1 juta orang belum mendapatkan dosis vaksin. 
 
Israel yang pernah menjadi terdepan dalam perlombaan global untuk move on dari Covid-19, menjadi hot spot pandemi pada awal September. Ini disebabkan penyebaran varian delta selama musim panas. Akibatnya, Israel memiliki tingkat infeksi per kapita tertinggi di dunia dalam seminggu hingga 4 September, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. 

Ash mengatakan pekan lalu bahwa suntikan booster tampaknya telah menghentikan lonjakan infeksi. Tingkat kasus parah per 100.000 populasi di antara orang yang tidak divaksinasi jauh lebih tinggi daripada di antara mereka yang telah menerima dua dosis vaksin.
 
"Ini menunjukkan bahwa bahkan dengan kekebalan yang berkurang, suntikan memberikan perlindungan terhadap penyakit serius," ujar Ash.
 
Ash membantah Israel telah berjanji kepada Pfizer akan menggunakan vaksin secara eksklusif. Dia mengatakan orang yang berusia di atas 18 tahun yang mendapatkan suntikan pertama mereka saat ini sedang diberikan vaksin Moderna Inc.
 
Di sisi lain, pejabat kesehatan mengatakan efek dari suntikan Covid-19 awal melemah lima bulan setelah inokulasi, sehingga diperlukan booster. AS dan Inggris juga berencana untuk mulai menawarkan suntikan booster akhir bulan ini. Adapun Uni Eropa juga mempertimbangkan dosis ketiga. 
 

 

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memohon moratorium pada suntikan ketiga. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu bahwa pemerintah harus menunggu setidaknya sampai akhir tahun ini untuk booster. Sehingga negara-negara miskin bisa mendapatkan akses yang lebih baik ke vaksin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler