Mars One, Misi ke Mars yang Hanya Sekadar Mimpi

Mars One mengajurkan proposal koloni di Mars, namun dinyatakan tidak layak.

NASA
Mars
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek usaha rintisan tak selalu berhasil. Ada pula usaha rintisan yang akhirnya berujung kekecewaan.

Baca Juga


Beberapa tahun yang lalu, nama Mars One adalah proyek usaha rintisan yang kerap digaungkan. Mars One pertama kali muncul pada 2012, dengan proposal yang langsung menghebohkan. Janjinya akan mengirim orang dalam perjalanan satu arah ke Planet Mars.

Para perintis ini, yang dikirim dalam misi reguler, akan dipasok kembali oleh misi kargo dari Bumi dan akan menjalani sisa hari-hari mereka di Mars. Rencana awalnya adalah mengirim koloni pertama ke Mars pada 2023.

Langkah ini kemudian akan diikuti oleh sejumlah misi robot untuk mengirimkan peralatan dan menciptakan habitat baru ke permukaan Planet Merah tersebut. Pertanyaan kemudian segera mulai diajukan, yakni tentang siapa yang akan membangun peralatan dan dari mana dana untuk misi ini berasal. Mengingat usaha semacam itu akan menelan biaya miliaran dolar.

Dilansir Forbes, pendiri Mars One, Bas Lansdorp, menjawab, proyek Mars One besutannya akan menjadi acara TV realitas yang didanai sendiri. Orang-orang yang melihat acara tersebut akan menonton para astronaut menjalani pelatihan sebelum misi benar-benar dilakukan di Mars. Ukuran penonton yang akan menyaksikan acara ini bahkan sempat dibandingkan dengan Olimpiade.

Mars One menulis di situsnya, Olimpiade di Vancouver pada 2010 dan London pada 2012 masing-masing berlangsung hanya tiga pekan. Ajang ini menghasilkan lebih dari 3,8 miliar dolar AS hanya dari hak siar. Mars One menawarkan kesempatan untuk membawa dunia dalam misi eksplorasi terbesar.

"Mulai dari, memilih dan melatih astronot masa depan, mempersiapkan permukiman hingga pendaratan manusia, di mana para pemukim akan mulai membangun masyarakat baru di planet lain," katanya.

Namun, setelah mimpi-mimpi indah tersebut, misi Mars One ini kemudian menjadi sunyi selama beberapa tahun. Sampai pada 2015, mereka mengumumkan terpilihnya 100 sukarelawan mereka yang terakhir.

Sukarelawan ini akan dilatih untuk misi berangkat ke Mars. Seratus orang ini kemudian sempat mendapat perhatian media yang cukup besar. Termasuk muncul di acara bincangbincang, diprofilkan oleh berbagai surat kabar dan banyak lagi.

 

Namun, pada 2014, Massachusetts Institute of Technology (MIT) menghasilkan laporan yang memberatkan terkait kelayakan misi. Di antara sejumlah kritik, laporan itu mencatat dalam waktu sekitar 68 hari, pemukim pertama akan mati lemas dan meninggal karena habitat mereka gagal.

Salah satu dari 100 finalis, Joseph Roche, mengungkapkan beberapa taktik curang yang digunakan oleh perusahaan pada 2015. Salah satunya, upaya Mars One dalam mengumpulkan pundi-pundi uang.

"Anda mendapatkan poin untuk melewati setiap putaran proses seleksi dan kemudian satu-satunya cara untuk mendapatkan lebih banyak poin adalah dengan membeli barang dagangan dari Mars One atau menyumbang uang kepada mereka," ujar Roche, seperti dilaporkan Medium.

Pada tahun-tahun berikutnya, Mars One berulang kali menunda tanggal yang direncanakan untuk mengirim manusia ke Mars. Siaran pers terakhirnya adalah pada 2017, ketika mengumumkan prediksi pendapatan baru untuk misi tersebut.

 

Setelah itu setelah segelintir pengumuman kecil lainnya, Mars One mengumumkan kebangkrutan. Dengan begitu, berlalu pula misi manusia untuk dapat menghuni Planet Merah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler