Berapa Tarif Hotel Makkah dan Madinah 42 Tahun Lalu?
IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Setiap tahun harga paket penginapan di Makkah dan Madinah naik harga dan bahkan jika musim haji harganya itu naik sampai 100 persen. Kenaikan ini sudah terjadi pada penyelenggaraan haji tempo dulu (1979).
H Harun Keuchik Leumiek mengatakan setiap tamu yang baru datang harga sewa kamarnya akan dinaikkan. Kenaikan ini akan berlaku baik penginapa yang ada di Makkah maupun di Madinah.
"Menurut salah seorang pimpinan Hotel di Makkah mengatakan bahwa pada hari-hari bukan musim haji, sewa kamar Hotel per malam 233 riyal atau ( Rp46.600, merujuk pada kurs saat itu)," kata H Harun Keuchik Leumiek mengisahkan pengalaman hajinya yang ditulis dalam bukunya "Menelusuri Jejak Sejarah Islam Melalui Ritual Ibadah Haji dan Umrah.
Namun bila musim haji tarif itu bisa naik hingga 100 persen yaitu 466 Riyal (Rp93.200) permalam dengan dua tempat tidur.
Di Makkah sendiri waktu itu ada beberapa hotel besar seperti Abdul Aziz hotel, Shabra Hotel, Al Ansar Hotel dan Al Fatah Hotel. "Hotel-Hotel ini ada yang delapan lantai hingga 12 lantai," katanya.
Menurut ukuran kantong orang Indonesia, sewa Hotel di Arab Saudi cukup tinggi. Namun setiap musim haji hotel-hotel tersebut bisa tidak mencukupi kamarnya. Karena banyak orang kaya dan pengusaha serta pejabat-pejabat negara dari berbagai negeri di dunia yang menunaikan ibadah haji sudah tentu memilih hotel ketimbang tinggal di rumah seorang Syekh.
Kita bisa bayangkan, tahun ini saja (1979) ada 73 negara yang penduduknya penganut Islam menunaikan ibadah haji. Dari 73 negara itu tercatat negara yang paling ramai jamaah hajinya adalah dari Irak 99.470 orang, Yaman 89.869 orang, Iran 74.963 orang, dan Pakistan 74.276 orang.
Selebihnya adalah 60 ribu orang terdiri dari Indonesia 43.723 orang. Dan negara yang
paling sedikit tercatat China 36 orang, Zambia 18 orang dan Mozambik tiga orang. "Jumlah haji 1979 yang tercatat resmi ada 2 juta orang," katanya.
Namun menurut perhitungan tidak resmi mencapai 3 juta orang yang mungkin termasuk dari negara-negara yang sistim berangkatnya dengan cara sendiri-sendiri dan menginap di sepanjang emperan-emperan yang diperkirakan kebanyakan dari negara-negara tetangga Arab terdekat seperti Afrika ataupun India.
Yang uniknya ada juga negara-negara yang warganya berangkat ke tanah suci tidak diurus negaranya. Mereka berangkat dengan berbagai cara. Ada jalan darat, laut atau udara, seperti turis dan diam-diam mereka menunaikan rukun haji ini.
"Malah saya pernah menjumpai banyak para jamaah (entah dari mana negaranya) mereka memasang tenda di lapangan-lapangan terbuka untuk beristirahat, bahkan mereka ada yang beristirahat di emperan-emperan toko setelah melaksanakan rukun haji menurut hari dan jadwal pelaksanaan ibadah haji yang telah ditentukan," katanya.