Erick: Indonesia Berpotensi Kantongi Rp 14,25 T dari Unicorn

Pemerintah mengungkapkan Indonesia potensial mempunyai 25 unicorn.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Rep: Novita Intan Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengungkapkan Indonesia potensial mempunyai 25 unicorn. Unicorn adalah sebutan bagi startup alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas satu miliar dollar AS atau setara Rp 14,25 triliun (kurs Rp 14.250 per dolar AS).

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan jumlah unicorn di Indonesia masih kalah jauh dengan negara lain, seperti China dengan 107 unicorn dan Amerika Serikat mempunyai lebih dari 200 unicorn.

“Saat ini data baru lima unicorn tapi dari lima potensinya ke 25 dan kita tidak bisa seperempatnya,” ujarnya saat berdiskusi dengan pelaku startup digital dan inkubator bisnis bertajuk “Bali Digitalpreneur Meetup” di kampus STMIK Primakara, seperti dikutip Senin (20/9).

Erick Thohir juga menyoroti selama ini banyak unicorn yang mendapatkan pendanaan atau investasi pihak asing. “Itu bukan salah asing tapi salah kita. Maka kita coba list siapa yang future unicorn, founder-nya orang Indonesia tapi pembiayaan terbesarnya juga dari Indonesia. Kita mapping dalam dua mingguan ini,” ucapnya.

Selain berharap semakin banyak investasi dalam negeri di startup Indonesia, Erick Thohir juga berharap talenta digital yang bekerja di unicorn Indonesia juga agar mayoritas dari dalam negeri bukan talenta asing.

“Jangan sampai ada unicorn tapi yang kerja bukan orang Indonesia. Jangan terus outsource ke India, Rusia dan negara lain. Kita tidak mau begitu,” ungkapnya.

Dari sisi lain Erick Thohir menegaskan BUMN mendukung investasi di perusahaan startup menjadi bagian besar program transformasi BUMN. “Kita akan support besar-besaran startup di Indonesia dengan kekuatan investasi,” tegasnya.

Salah satu bentuk KPI (Key Performance Indicator) BUMN yakni berinvestasi di 50 perusahaan startup. Hal ini karena BUMN belakangan banyak membentuk venture capital dan gencar berinvestasi pada startup.

Dia merinci beberapa nama BUMN dan jumlah startup yang sudah mendapatkan investasi dari BUMN. “Telkomsel 15, BRI 15, Mandiri Capital 15, saya juga berikan kesempatan BNI untuk mulai masuk tapi cukup lima. Karena kebiasaan BUMN kalau diberikan banyak semua ikut investasi. Nanti startup kebakaran semua (bakar uang),” ucapnya,

Dia mengungkapkan pada minggu kedua Desember 2021 rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas dorongan Kementerian BUMN akan meluncurkan program besar terkait dengan startup. “Setelah launching kita akan training 10 ribu startup agar berkelanjutan. Lalu undang 10 top investor,” ungkapnya.

Laporan CB Insights pada Juli 2021 bertajuk ‘The Complete List of Unicorn Companies’ menunjukkan saat ini Indonesia memiliki tujuh unicorn. Gojek masih menjadi satu-satunya decacorn di Indonesia dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS. J&T menyusul di bawahnya sebagai unicorn dengan valuasi sebesar 7,8 miliar dolar AS.

Tokopedia dan Bukalapak tercatat memiliki valuasi masing-masing sebesar tujuh miliar dolar AS dan 3,5 miliar dolar AS. Sedangkan, valuasi OVO diperkirakan sebesar 2,9 miliar dolar AS dan OnlinePajak dengan valuasi sebesar 1,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 24,63 triliun (kurs Rp 14.493/dolar).

Terbaru Xendit, perusahaan infrastruktur pembayaran mengumumkan perolehan pendanaan Seri-C senilai Rp 2,1 triliun atau setara 150 juta dolar AS.

Baca Juga


Erick Thohir juga mengapresiasi STMIK Primakara sudah melakukan inovasi luar biasa dengan sudah memikirkan era digitalisasi yang akan terus menjadi gelombang besar. “Kita harus menjadi champions pada era digitalisasi ini. Salah satunya yang harus kita perbaiki adalah human capital. Ini menjadi tantangan terberat,” ucapnya.

Talenta digital dan startup digital ini menjadi penting untuk menggarap peluang pasar ekonomi digital di Indonesia, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi target pasar namun menjadi pelaku utama dan pemenang persaingan. “Kita harapkan ada pemain lokal dan kami BUMN akan siapkan ekosistemnya,” pungkas Erick Thohir.

Sementara itu, Ketua STMIK Primakara Made Artana mengungkapkan terpuruknya industri pariwisata, saat ini sudah terbangun kesadaran bersama sangat perlu bagi Bali untuk membangun industri-industri pendamping. “Industri Kreatif Digital adalah salah satu industri yang dapat dikembangkan  mengingat ini adalah industri yang akan terus berkembang pada masa depan,” katanya.

Maka itulah pihaknya meminta dukungan menteri BUMN agar melirik dan mendukung pengembangan industri digital di Bali. “Ini gayung bersambut dengan program Kementerian BUMN karena menurut beliau UMKM harus didorong tapi startup digital juga harus didorong-habis-habisan,” ungkapnya.

Menurutnya Bali memiliki potensi yang besar mengingat ada dalam lingkungan pergaulan internasional dengan puluhan hingga ratusan ribu digital nomad,ada  banyak direct flight ke kota-kota besar dunia, infrastruktur yang memadai,  kualitas hidup yang baik, balance life dalam nuansa alam yang indah dan biaya hidup yang relatif rendah. Bali juga memiliki banyak talenta kreatif yang tumbuh dalam budaya kreatif.

Maka itu untuk menguatkan ekosistem startup di Bali, STMIK Primakara menginisiasi event Bali Startup Summit yang rencananya akan diselenggarakan November 2021 mendatang yang mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia. Adapun bentuk kegiatan Bali Startup Summit berupa eksibisi, pameran startup, pitching kepada investor, seminar, talkshow dan lainnya,

“Bali Startup Summit diharapkan menjadi puncak dari kegiatan startup di Bali dalam satu tahun. Event ini sifatnya nasional tapi kita berikan slot khusus 50 persen untuk pelaku startup di Bali agar ada mix nasional dan Bali,” ucapnya.

STMIK Primakara adalah Kampus IT sejak berdiri telah memposisikan diri sebagai Technopreneurship Campus / Kampus Startup dan sebagai penggerak untuk menghidupkan ekosistem startup di Bali. STMIK Primakara sejak tujuh tahun terakhir secara regular menyelenggarakan event-event startup di Bali yaitu seperti StartUp Camp, Bali StartUp Expo dan Global Games Jam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler