KJRI Jeddah Optimis Saudi Buka Pintu Umroh Indonesia
IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, menyebut dirinya optimistis Kerajaan Arab Saudi segera membuka pintu umroh bagi jamaah Indonesia. Kerajaan disebut tidak pernah melarang aktivitas umroh selama pandemi Covid-19.
"Pada 8 Agustus 2021, Wakil Menteri Haji dan Umroh mengumumkan peningkatan kapasitas jamaah umroh sampai 2juta per-bulan. Rilis terbaru, baru terpenuhi sekitar 15ribuan," kata dia dalam webinar 'Diskusi Publik Apa Kabar Umrah Kita', Selasa (21/9).
Ia pun merasa optimis umroh bagi jamaah Indonesia akan dibuka, melihat dari strategi dan target yang diusung oleh Kerajaan Saudi.
Hingga saat ini, ia menyebut ada sejumlah potensi kendala yang menyebabkan Indonesia masih belum bisa memberangkatkan jamaahnya. Kendala yang dimaksud antara lain, status penerbangan yang masih 'suspend', kondisi penyebaran Covid-19 secara global, adaptasi jamaah atas protokol kesehatan dan situasi pandemi, persentase jamaah yang terpapar Covid-19 saat tiba di Saudi, keniscayaan kenaikan harga dimana kapasitas akomodasi dan transportasi dikurangi, inovasi digitalisasi, metode PCR, serta status vaksin.
"Tahun 2020 kemarin, Indonesia sempat mengirimkan jamaahnya sampai 2600-an. Namun hampir 5 persennya ternyata terpapar Covid-19. Ini menjadi peringatan adaptasi jamaah," ujarnya.
Endang pun menegaskan, saat ini komando ibadah termasuk haji dan umroh tidak lagi dipegang oleh Kementerian Haji dan Umrah, namun ditangani oleh Kementerian Kesehatan Saudi. Karena itu, instansi yang bergerak di bidang ini diharapkan melakukan komunikasi dan diskusi.
Di sisi lain, ia menyebut dari lima negara yang mengirimkan jamaah umrah paling banyak, termasuk India, Turki, Palestina, Indonesia, masih belum terlihat perkembangan yang signifikan. Terbaru, otoritas Turki baru memesan atau memblok beberapa hotel di Makkah.
Berdasarkan perkembangan informasi terbaru, sampai saat ini baru sembilan negara yang mengirimkan jamaahnya ke Saudi, dengan total 6.500 jamaah. Pelaksanaan umroh dan sholat di Raudhah hanya bisa dilakukan satu kali, serta tidak ada karantina bagi jamaah umrah yang sudah mendapat dua dosis vaksin (Sinovac dan Sinopharm) dan satu booster.