5 Danau di Timur Tengah yang Terancam Kering
IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Wilayah Timur Tengah berada di garis depan krisis iklim global dengan suhu yang sering melampaui batas 50 derajat celsius di beberapa bagian. Suhu tinggi dikombinasikan dengan kekeringan dan pola curah hujan yang tidak menentu.
Danau-danau di wilayah itu telah menyusut karena dampak gabungan dari aliran masuk yang rendah dan penguapan di permukaan. Dengan meningkatnya populasi di Timur Tengah dan permintaan akan air bersih dan sumber makanan yang terus meningkat, nasib danau di kawasan itu bisa memiliki konsekuensi yang dramatis. Berikut 5 danau di Timur Tengah yang terancam, seperti dirangkum Middle East Eye, Kamis (23/9):
1. Danau Urmia, Iran
Danau Urmia yang terletak di Iran pernah menjadi danau terbesar di Timur Tengah. Kini, sebagian besar danau telah berubah menjadi dataran garam. Dulu Danau Urmia sempat menjadi wisata favorit di Iran. Namun, sekarang hanya tinggal kenangan. Bangunan dan perahu yang rusah mengelilingi danau yang sebagian besar telah mongering.
Menurut pejabat Iran, ukuran danau telah berkurang setengahnya sejak tahun 1990 dengan perubahan iklim yang berkontribusi pada menyusutnya cekungan air dan meningkatnya salinitas air yang tersisa. Kadar garam yang tinggi telah membuat tanah di sekitar danau tidak layak untuk produksi pertanian.
2. Danau Tuz, Turki
Danau Tuz (Danau Garam) Turki mungkin akan segera kehilangan status sebagai salah satu danau terbesar di negara itu karena kekeringan memengaruhi ketinggian air. Menurut Profesor Ecmel Erlat, Danau Tuz mengalami kekeringan dalam tujuh bulan pertama tahun 2021.
Pemanasan suhu dan penggunaan air untuk irigasi juga berkontribusi terhadap penurunan tersebut. Menyusutnya danau telah merugikan satwa liar dengan ribuan flamingo mati karena habitat mereka menjadi hilang. Para peneliti telah memperingatkan jika tindakan tidak diambil untuk melindungi ekologi daerah tersebut, kondisinya akan memburuk.
3. Laut Mati
Laut Mati populer di kalangan wisatawan karena salinitasnya yang tinggi yang membantu para perenang tetap mengapung dan sifat-sifatnya yang kaya mineral. Laut Mati telah menyusut karena campuran penyebab buatan manusia dan lingkungan. Israel yang menempati pantai danau Palestina sejak tahun 1960-an mengalihkan aliran masuk dari sungai dan aliran sungai untuk memenuhi kebutuhannya akan air.
Para ahli juga percaya eksploitasi air danau untuk ekstraksi mineral telah membantu mengurangi tingkat air. Mineral di Laut Mati sering digunakan dalam kosmetik dan produk kesehatan. Luas permukaan danau telah menyusut sekitar sepertiga sejak tahun 1960-an dengan perkiraan menunjukkan permukaan air menurun lebih dari satu meter per tahun.
4. Danau Milh, Irak
Danau Milh Irak yang juga disebut Danau Razzaza, terletak di sebelah barat Karbala dan pernah menarik ribuan wisatawan. Namun, danau itu sekarang menyerupai tanah sepi setelah airnya mengering secara dramatis. Dialiri oleh sungai Efrat, curah hujan, dan air tanah, Danau Milh pernah membantu menyediakan mata pencaharian bagi warga Irak yang tinggal di dekatnya. Tapi saat menghilang, ekonomi lokal mulai menyusut.
Sekarang danau itu dipenuhi ikan-ikan yang terdampar dan perahu-perahu nelayan yang terbengkalai. Para pejabat Irak menyatakan menyusutnya danau disebabkan oleh kekeringan yang sering dialami Irak dalam beberapa tahun terakhir dan dapat berlanjut hingga 2026.
5. Danau Van, Turki
Danau Van adalah salah satu danau terbesar di Turki dan telah menjadi tujuan wisata yang populer. Sebagai danau garam, airnya tidak berguna untuk irigasi pertanian dan konsumsi manusia, tetapi suhu tinggi membantu menurunkan permukaannya.
Para ilmuwan telah memperingatkan danau menghadapi ancaman eksistensial karena dampak pemanasan global dengan tingkat penguapan saat ini tiga kali lipat tingkat curah hujan. Para ahli percaya jika pola arus terus berlanjut, danau akan terus menyusut dan akhirnya mengering sepenuhnya.