KH Bey Arifin Mubaligh dan Imam Tentara (II)
IHRAM.CO.ID, Bey Arifin merasakan zaman pendudukan Jepang. Mulanya, Dai Nippon datang membawa janji- janji pembebasan kepada rakyat Indonesia. Namun, belakangan propaganda itu tak lagi mempan dalam memikat massa.
Apalagi, Jepang sering berlaku kejam terhadap penduduk setempat. Secercah harapan muncul ketika para pemuda pergerakan mengetahui kabar kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.
Bey Arifin pada Agustus 1945 masih berada di Kalimantan. Seperti halnya jutaan rakyat Indonesia, ia pun larut dalam syukur dan gembira usai me nerima berita Proklamasi RI. Berikutnya, ia mendapati informasi, tentara Sekutu mulai memasuki wilayah Tanah Air. Bahkan, Belanda dipastikan turut membonceng balatentara pemenang Perang Dunia II itu dengan niatan ingin kembali menjajah Indonesia.
Pada September 1945, Bey Arifin dan keluarganya menumpang sebuah perahu Madura untuk meninggalkan Kalimantan. Ia menuju Surabaya, Jawa Timur. Di kota itu, suasana sudah mene gangkan. Kaum Republik sudah siap tempur melawan tentara Sekutu, utamanya Inggris.