Sidebar

Kedudukan Vital Ikhlas dalam Beribadah, tak Terkecuali Haji

Sunday, 26 Sep 2021 22:49 WIB
Keikhlasan menjadi penentu diterimanya ibadah haji. Ilustrasi haji

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Ibadah haji adalah salah satu di antara ibadah agung yang disyariatkan Allah kepada hamba-Nya. Untuk mendapat pahala(mabrur) dari rukun Islam kelima ini perlu keikhlasan dalam mengerjakannya. 

Baca Juga


"Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, ibadah haji pun dipersyaratkan keikhlasan ketika ditunaikan agar menjadi haji mabrur yang diterima di sisi Allah SWT sebagai amal saleh," tulis H Aswanto Muhammad, Lc dalam karyanya "Haji dan Keikhlasan" 

Menurutnya, hakikat keikhlasan adalah beribadah hanya kepada Allah tanpa mengharapkan penilaian dari orang lain dan tidak mengharapkan ganjaran kecuali dari-Nya.  

Dalam surat Al Kahfi ayat 110 Allah berfirman tentang keharusan ikhlas dalam beribadah, yaitu sebagai berikut: 

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا  

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya sembahan kalian adalah sembahan Yang Esa. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah dia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”  

Berkenaan dengan ibadah haji Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 97 yaitu sebagai berikut ini:

 وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah."  

Inilah yang dimaksud Rasulullah SAW, sebagai haji mabrur dalam sabdanya. Aswanto pun mengutip hadits Nabi yang berbunyi: 

المبرور ليس له جزاء إلا الجنة “Haji yang mabrur tak ada balasan yang patut bagi pelakunya kecuali surga.” (HR Bukhari).  

Makna haji yang mabrur adalah haji yang diterima di sisi Allah SWT, tidak terdapat kemaksiatan di dalamnya berupa syirik, riya’, harta haram, dan sebagainya.  Dengan demikian, untuk mendapatkan haji yang mabrur hendaknya menunaikannya dengan niat semata-mata menjalankan ketaatan kepada Allah, tanpa mengharapkan pujian dan balasan dari makhluk.

Berita terkait

Berita Lainnya