Sidebar

Pertumbuhan Pesat Muslim di Jerman

Wednesday, 29 Sep 2021 12:01 WIB
Masjid di Kota Duisburg bagian Barat Jerman.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Populasi Muslim di Jerman telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Pew Research Center pada 2017, Muslim membentuk kelompok agama minoritas terbesar di negara itu dengan sekitar 5 juta orang, mewakili sekitar 6,1 persen dari populasi Jerman.

Seperti dilansir di laman About Islam, Selasa (28/9), lebih dari separuh Muslim di Jerman, sekitar 63,2 persen, berasal dari Turki dan Kurdi. Kedua kelompok tersebut diikuti oleh Muslim dari Pakistan, Bosnia, Albania, Afrika Utara, Levant, Iran, Irak, dan Afghanistan.

Sebagian besar Muslim tinggal di ibu kota Berlin dan kota-kota besar di bekas Jerman Barat. Namun, komunitas Muslim yang cukup besar juga ada di beberapa daerah pedesaan Jerman, terutama Baden-Württemberg, Hesse, serta bagian dari Bavaria dan North Rhine-Westphalia.

Menurut data migran dari sensus 2011, distrik Groß-Gerau dan Offenbach memiliki jumlah migran Muslim tertinggi. Bagaimana sejarah keberadaan Muslim di Jerman?

Muslim disebutkan pertama kali pindah ke Jerman sebagai bagian dari hubungan diplomatik, militer dan ekonomi antara Jerman dan Kekaisaran Ottoman (Utsmaniyah) pada abad ke-18. Pada 1745, Frederick II dari Prusia mendirikan sebuah unit Muslim di tentara Prusia yang disebut "Muslim Riders" (Penunggang Muslim), yang sebagian besar terdiri dari orang Bosniak, Albania, dan Tatar.

Pemakaman Muslim pertama di Jerman didirikan di Berlin pada 1798. Sementara Masjid Wunsdorf adalah masjid pertama di Jerman, yang dibangun pada 1915. Masjid itu dihancurkan pada 1925.

Setelah Perang Dunia I, terdapat 3.000 Muslim di Jerman, dan 300 di antaranya adalah keturunan Jerman. Setelah itu, Pemerintah Jerman Barat mengundang pekerja asing ("Gastarbeiter") pada 1961, yang membuat angka Muslim meningkat tajam menjadi 4,3 juta dalam dua dekade. Kebanyakan dari mereka adalah orang Turki dari daerah pedesaan Kurdi di Anatolia tenggara.

Pada 2010, Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman menetapkan Studi Teologi Islam sebagai disiplin akademik di universitas negeri untuk melatih guru pendidikan agama Islam dan teolog Muslim.

Sejak itu, departemen teologi Islam telah didirikan di beberapa universitas, melakukan penelitian dan pengajaran tentang Islam dari perspektif teologis.

Seiring berkembangnya populasi Muslim di Jerman, organisasi dan kelompok Muslim pun tumbuh. Ada sejumlah organisasi dan kelompok Muslim di negara itu, di antaranya World Islamic Congress in Germany, Central Islamic Archive Institute, Diyanet İşleri Türk İslam Birliği (DITIB), Islamische Gemeinschaft Jamaat un-Nur, Verband der Islamischen Gemeinden der Bosniaken, dan Central Council of Muslims in Germany.

Kongres Islam Dunia di Jerman (World Islamic Congress in Germany) adalah bagian dari Kongres Islam Dunia dan Kolokium Islam cabang Jerman, yang merupakan lembaga pendidikan Muslim Jerman pertama untuk anak-anak. Lembaga ini didirikan pada 1932.

Institut Arsip Islam Pusat (Central Islamic Archive Institute) atau Institut Islam Ma'ahad-ul-Islam didirikan pada 1942, selama Perang Dunia II. Lembaga itu kini dikenal dengan nama "Zentralinstitut Islam-Archiv-Deutschland", yang didirikan pada  1927 di Berlin.

DITIB cabang Jerman dari Kepresidenan Turki untuk Urusan Agama yang ada di kota Cologne. Pada 2016, pemerintah Turki mendanai dan menyediakan staf untuk 900 dari sekitar 3.000 masjid di Jerman yang dijalankan oleh DITIB.

Pada tahun 1979, cabang Risale-i Nur Society (Islamische Gemeinschaft Jamaat un-Nur) di Jerman didirikan. Organisasi itu didirikan berdasarkan ajaran dan pemikiran teolog Muslim Kurdi Sunni terkenal, Said Nurs, yang tinggal di Turki selama abad ke-20.

Verband der Islamischen Gemeinden der Bosniaken didirikan pada 1994 di Kamp-Lintfort dekat kota Duisburg. Lembaga itu dibentuk setelah jumlah imigran Bosnia ke Jerman meningkat secara eksponensial selama awal 1990-an karena kekejaman yang telah dilakukan oleh Serbia terhadap Muslim Bosnia selama Perang Kemerdekaan Bosnia.

Dewan Pusat Muslim di Jerman adalah federasi Islam di Jerman. Dengan 15.000 hingga 20.000 anggota, terutama orang Jerman, Arab Jerman, dan Muslim Turki Jerman, lembaga itu memiliki kurang dari setengah ukuran Islamrat für die Bundesrepublik Deutschland.

Keberadaan Muslim secara otomatis mendirikan masjid di negara itu. Umumnya masjid menyatu dengan bangunan Pusat Islam.

Dari sekitar 3.000 institusi Islam yang digunakan sebagai masjid di Jerman, hanya ratusan di antaranya yang dikenal sebagai masjid. Sisanya disebut "masjid halaman belakang", yang berarti kamar-kamar di gedung-gedung yang memiliki tujuan lain atau tidak tampak seperti masjid. Pada 2004, bangunan masjid dengan menara di Jerman berjumlah 141.

Ada beberapa masjid yang terkenal di Jerman dan telah dibangun lebih awal. Di antaranya Masjid Schwetzingen, yang dibangun pada 1779 di kompleks taman Istana Schwetzingen di Baden-Württemberg.

Masjid ini dikenal sebagai bangunan bergaya masjid paling awal di Jerman. Dibangun pada saat arsitektur Islam mendominasi dunia, namun masjid ini tidak pernah dimaksudkan untuk beribadah meskipun kemudian melayani tujuan keagamaan di berbagai waktu.

Selanjutnya ada Masjid Yavuz Sultan Selim. Bangunan keagamaan di Mannheim ini merupakan masjid terbesar di Jerman hingga 2008. Sebanyak 3.000 Muslim mengunjunginya setiap akhir pekan. Sejak masjid dibuka pada 1995, toko-toko Muslim dan pusat pemuda di dekatnya telah menjadi magnet bagi komunitas Muslim.

Akademi Raja Fahd adalah sekolah Islam di Bonn dengan masjid berdempetan di dalamnya, yang dibuka pada 1995. Masjid ini dinamai Raja Saudi Fahd.

Masjid Pusat Koln (Cologne Central Mosque) adalah bangunan yang dipersiapkan dan dijalankan oleh Muslim Jerman dari Organisasi DITIB untuk masjid pusat yang representatif dan besar di Koln, Jerman. Masjid tersebut dianggap sebagai salah satu masjid terbesar di Eropa.


Berita terkait

Berita Lainnya