PLN Jatim Prioritaskan Elektrifikasi di Kepulauan Sumenep
Saat ini PLN telah melistriki 16 pulau dari total 48 pulau berpenghuni di Sumenep
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PLN Jawa Timur menggelar audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai upaya mempercepat elektrifikasi pulau-pulau yang ada di kabupaten setempat. General Manager PLN UID Jawa Timur, Adi Priyanto, menjelaskan saat ini PLN telah melistriki 16 pulau dari total 48 pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep. Dimana 8 pulau di antaranya menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 8 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan 1 kabel laut di Talango.
"Saat ini kami sedang dalam proses melistriki secara bertahap ada yang selesai tahun ini dan rencana tahun depan. Ada juga rencana pembangunan 6 PLTS, 1 tower transmisi menyebrang laut antara Kangean dan Mamburit, dan lainnya masih dalam tahap pembebasan lahan," kata Adi di Surabaya, Ahad (3/10).
Untuk mempercepat proses elektrifikasi agar progres sesuai dengan target yang diharapkan, Adi mengharapakan sinergi dan dukungan penuh dari Pemkab Sumenep. Adi juga mengharapkan adanya tim gabungan agar bisa terpantau dengan jelas progres dan targetnya tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
"Karena pada tahun ini pula kami akan mengoperasikan sambungan listrik untuk 6051 pelanggan di 7 lokasi pulau dan lokasi daratan di Kabupaten Sumenep. Pada tahun 2022 ada 17 pulau lagi, dan 26 pulau sudah terlebih dahulu kita kirim tiangnya, mohon dukungannya," ujar Adi.
Adi menambahkan meski sempat terkendala pandemi dan tantangan yang berat, PLN tetap berupaya keras tahapan demi tahapan dalam melakukan elektrifikasi di kepulauan Sumenep. Mulai dari pengiriman tiang yang harus satu hingga dua kali berlayar, hingga pulau yang tidak memiliki dermaga yang memaksa petugas mengangkut kembali tiang tersebut dengan kapal kecil. Belum lagi pembebasan yang juga kerap menemui kendala.
Senior Manager Perencanaan PLN UID Jawa, Hadi Saputra menambahkan, pembebasan lahan perlu diutamakan karena bagian penting dari pembangunan pembangkit di pulau-pulau. Dengan begitu, pembangunan PLTS bisa dipercepat, sehingga listrik pun lebih cepat mengalir ke pelanggan.
"Pembangunan PLTS kami ambil daya terbesar dengan pembangunan bertahap. Saat ini kami juga tengah bekerja sama dengan Politeknik Negeri Malang untuk melakukan kajian pembangkit hybrid yakni PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk menekan cost. Jadi skemanya siang hari PLTS dan malam hari bisa PLTB," kata dia.
Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi mengapresiasi kerja keras PLN yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir dalam melistriki 16 pulau di Kepulauan Sumenep. Fauzi menginhatkan agar PLN memprioritaskan terlebih dahulu pulau yang terdekat, berpenduduk padat, dan telah memiliki aset pembangkit eksisting dari Pemerintah Kabupaten.
"Karena kami meyakini keberadaan energi listrik merupakan tonggak pertumbuhan ekonomi suatu daerah, sehingga kesenjangan dapat dientaskan. Untuk pulau yang dekat dan sudah ada eksisting pembangkit seperti Giliraja dan Masalembu mungkin bisa dipertimbangkan dan dicek kondisi mesin, agar bisa dilakukan elektrifikasi dengan pertimbangan pembangkit sudah ada," kata Ahmad Fauzi.