Kemenag: Indonesia Khas dengan Masyarakat Berbasis Islam
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dirjan Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menyebut Indonesia memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dari negara lainnya. Kehidupan masyarakat sipilnya berbasis Islam yang sangat luas dan berfungsi menjaga maupun merawat ke-Indonesiaan.
"Keistimewaan Indonesia adalah masyarakat sipil berbasis Islam yang sangat luas, massif, dan telah berfungsi secara instrumental dalam menjaga dan merawat ke-Indonesiaan kita. Hal ini patut kita syukuri, patut kita banggakan," ujarnya saat menghadiri Muktamar ke-9 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Jumat (8/10).
Kehadiran organisasi kemasyarakatan (ormas) atau organisasi keagamaan, termasuk majelis taklim, merupakan salah satu contoh bentuk yang berkontribusi menciptakan Indonesia yang damai, seperti yang ada saat ini.
Kamaruddin Amin juga menyebut Indonesia sebagai bangsa yang plural dan majemuk, memiliki potensi konflik di dalamnya. Dalam teori sosiologis, semakin beragam sebuah bangsa atau komunitas, maka semakin berpotensi mengalami keberbedaan. Namun, kehadiran ormas Islam, majelis taklim, serta kehidupan bermasyarakat berbasis agama, mampu berkontribusi menciptakan negara yang damai.
Meski Indonesia merupakan negara yang sangat beragam, secara makro negara ini memiliki stabilitas politik dan sosial yang sangat bagus, jika dibandingkan dengan negara lain.
"Salah satu fondasinya yang kuat, menurut saya, adalah basis civil society yang sangat kuat dan kokoh, dan umumnya atau sebagian besar adalah keberadaan ormas-ormas Islam yang memiliki paham praktik keagamaan yang mdoerat, toleran, serta berhubungan harmonis dengan pemerintah. Itu karakter Islam Indonesia," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menyebut seluruh masyarakat telah berkonribusi secara fundamental dalam menciptakan Indonesia saat ini. Apa yang terjadi di Indonesia dinilai bisa menjadi contoh atau role model artikulasi Islam di dunia.
Ketua Umum BKMT Pusat Syifa Fauzia, menyebut BKMT adalah organisasi yang patut disukuri sebagai organisasi terbesar berbasis majelis taklim. Seiring dengan berkembangnya organisasi ini, ia merasa perlu mendapat wawasan kebangsaan, sebagai pengisi wawasan dalam berorganisasi dan bersosial kemasyarakatan.
"Di kesempatan Muktamar ini, dari 33 provinsi yang ada BKMT, 27 di antaranya hadir di Jakarta untuk mengikuti kegiatan. Semoga apa yang disampaikan ini emmbawa manfaat, tidak hanya bagi BKMT tapi juga ummat," kata dia.