Rio Maholtra Boyong Ukiran Kamoro Khas Papua
Kamoro memang bukan satu-satunya suku yang mewariskan seni ukir kayu di Papua.
REPUBLIKA.CO.ID, MIMIKA -- Atlet Sumatera Selatan, Rio Maholtra, tidak ingin pulang tanpa membawa oleh-oleh khas Tanah Papua. peraih medali emas nomor 110 meter gawang itu memboyong tiga ukiran kayu khas Kamoro di Pasar Lama Timika, Mimika, Sabtu (9/10).
Rio membeli dua ukiran berwujud tongkat. Satu ukiran berbentuk kotak dengan motif ikan.
Rio mengaku langsung kepincut kala melihat ukiran ikan karena keotentikannya. Motifnya sederhana dan polesan akhirnya masih cukup kasar, tapi justru di situlah letak keaslian cita rasa seninya.
"Seneng. Karena enggak banyak tempat yang jualnya. Aku memang suka yang limited edition," kata atlet kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, 28 Desember 1993 itu.
Seperti dikutip dari Antara, Rio yang juga anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) itu mengetahui kalau ukiran suku Kamoro memiliki nilai dan makna tersendiri dalam setiap motifnya. "Jadi, mereka bikinnya enggak sembarangan. Ada sejarahnya," kata atlet yang mewakili Sumatera Selatan tersebut.
Tak cukup tiga ukiran, Rio berencana memboyong satu ukiran kayu lagi yang berukuran lumayan besar berbentuk wemawe atau manusia. Kamoro memang bukan satu-satunya suku yang mewariskan seni ukir kayu di Papua. Masih ada suku lain, seperti Asmat yang juga memiliki seni ukiran kayu dengan keunikan tersendiri.
Masing-masing suku memiliki budaya tersendiri yang tercermin dalam setiap karya seninya. Termasuk suku Kamoro lewat seni ukirnya.