Gerhana tak Terkait Kematian dan Kelahiran

Terjadinya gerhana adalah pertanda kekuasaan Allah SWT.

EPA-EFE/CJ GUNTHER
Gerhana tak Terkait Kematian dan Kelahiran. Gerhana matahari sebagian.
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa lalu, orang-orang Arab jahiliyah sangat mempercayai bahwa apabila terjadi gerhana matahari atau terjadi gerhana bulan itu berkaitan erat dengan kematian  atau kelahiran seseorang. Mereka percaya ketika terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan, maka akan ada seorang tokoh besar yang akan mati atau akan ada seseorang bayi yang lahir di mana bayi itu adalah istimewa dan akan menjadi tokoh atau pemimpin mereka.

Baca Juga


Ada juga sebagian kaum yang mengaitkan peristiwa gerhana dengan akan terjadinya bencana dan malapetaka. Sehingga mereka menyiapkan sesajen untuk roh agar terhindar dari bahaya. 

Di Indonesia juga terdapat khurafat tentang terjadinya gerhana. Pada masa lalu ada kepercayaan gerhana terjadi karena bulan atau matahari dimakan oleh makhluk jahat.

Ada juga yang mengaitkan gerhana dengan akan datangnya bencana dan kesialan sehingga mereka berkeyakinan ketika terjadi gerhana tidak boleh keluar rumah. Sebab orang yang keluar rumah ketika terjadi gerhana akan mendapatkan kesialan dalam hidupnya. Bahkan itu akan menimpa pada orang-orang disekelilingnya. 

Tapi Islam hadir dan memberikan semua sanggahan terhadap itu. Rasulullah memberikan pencerahan kepada manusia bahwa gerhana bulan atau gerhana matahari tidak ada kaitannya dengan kematian atau kehidupan seseorang atau bahkan pertanda malapetaka.

Terjadinya gerhana adalah pertanda kekuasaan Allah SWT. Allah berkuasa membuat perubahan-perubahan pada sistem tata surya agar manusia berpikir bahwa tidak ada dzat yang dapat melakukan itu semua kecuali Allah Yang Maha Agung. 

Rasulullah memberikan tuntunan kepada umatnya ketika terjadi gerhana. Maka ketika terjadi gerhana umat Islam disunnahkan untuk melakukan sholat kusufain berarti sholat dua gerhana atau sholat yang dilakukan saat terjadi gerhana bulan maupun matahari. Sholat yang dilakukan saat gerhana bulan disebut dengan sholat khusuf sedangkan saat gerhana matahari disebut dengan sholat kusuf.

Keterangan ini sebagaimana dapat ditemukan pada kitab at Targib wat Tarhib yang menuliskan sebuah hadits nabi Muhammad: 

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرًاَيَتَانِ مِنْ اَيَاتِ اللَّهِ لَايَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍوَلَا لِحَيَاتِهِ فَاِذَارَأَيْتُمُوْ هُمَافَافْزَعُوْا إِلَى الصَّلَا ةِ فَصَلُّوْاوَاذْكُرُوااللَّهَ.

Rasulullah bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan itu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, tidak terjadi gerhana karena matinya seseorang, dan tidak pula gerhana terjadi karena hidupnya manusia. Ketika kalian sudah melihat  akan gerhana matahari dan gerhana bulan maka bersegeralah sholat (khusuf). Maka sholatlah dan dzikirlah kepada Allah.

Maka ketika terjadi gerhana umat Muslim dianjurkan melaksanakan sholat khusuf. Selain dari pada itu ada amaliyah lainnya yang sangat mulia untuk dilakukan ketika terjadinya gerhana. Yaitu di antaranya adalah bersedekah. Sebagaimana keterangan sebuah hadits yang juga dapat ditemukan dalam kitab at Targib wat Tarhib.

وَكَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحُثُّ النَّاسَ عَلَى الصَّدَقَةِ وَالْاِسْتِغَفَارِ وَالَّذِكْرِفِى الْكُسُوْفَيْنِ وَيَقُوْلُ : إِذَارَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوْااللَّهَ وَكَبِّرُوْا وَتَصَدَّقُوْاوَصَلُّوْاوَاَعْتِقُوْاحَتَّى يَنْجَلى.

Rasulullah menganjurkan manusia untuk bersedekah, beristighfar, berzikir, pada waktu terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan. Nabi bersabda: Apabila kalian mendapati gerhana matahari atau gerhana bulan, maka berdoalah kalian semua dan takbirlah dan sedekahlah dan sholatlah kalian semua dan bebaskanlah budak sampai hilang gerhananya. 

Baca juga : Walikota Manila Calonkan Diri Sebagai Capres Filipina

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler