RI Minta Dukungan Nominasikan Arsip GNB

Indonesia meminta dukungan untuk menominasikan arsip KTT GNB pertama pada 1961

Kena Betancur/Pool Photo via AP
Menlu RI Retno Marsudi. Indonesia meminta dukungan untuk menominasikan arsip KTT GNB pertama pada 1961. Ilustrasi.
Rep: Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi berkesempatan mewakili Presiden RI Joko Widodo menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (KTT GNB) di Beograd, Serbia, Senin (11/10) waktu setempat. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia meminta dukungan untuk menominasikan arsip KTT GNB pertama pada 1961 di Beograd.

"Dalam kesempatan KTT ini, saya sampaikan pesan Bapak Presiden dan meminta dukungan upaya Indonesia menominasikan arsip KTT GNB ke-1 tahun 1961 di Beograd sebagai Memory of the World UNESCO," ujar Retno dalam briefing secara virtual, Senin (11/10) malam waktu Jakarta.

Menurut Indonesia, kesempatan KTT Peringatan di Beograd ini merupakan waktu yang tepat untuk mengusung nominasi tersebut. Retno pun mengatakan Presiden Serbia Aleksandar Vucic mendukung upaya ini.

"Beliau siap bekerja sama untuk mewujudkan prakarsa Indonesia tersebut," tutur Retno. Indonesia dan Serbia akan bekerja sama untuk mencari dukungan dari negara lain.

"Jadi sekali lagi terima kasih banyak atas dukungan ini," katanya. Serbia merupakan negara sahabat Indonesia sejak pendirian GNB. Presiden pertama RI Soekarno dan Presiden Serbia Josip Broz Tito adalah dua dari lima pendiri Gerakan Non Blok.

Dalam pertemuan dengan Presiden Aleksandar, Retno berdiskusi terkait semangat, nilai, prinsip, dan cita-cita bagi berdirinya GNB. Pada peringatannya yang ke-60 tahun ini menjadi momentum  yang baik untuk kembali menghidupkan spirit gerakan KTT GNB meski masih dibayangi pandemi.

"Saya tekankan pentingnya bagaimana spirit gerakan non blok dapat terus dijalankan dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks," kata Retno.

Presiden Serbia menyampaikan pandangan yang sama menyoal betapa pentingnya terus menjalankan prinsip dan nilai-nilai gerakan non-blok. Presiden Serbia juga menghargai posisi Indonesia yang terus teguh menjaga prinsip-prinsip GNB, termasuk prinsip penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritori, persamaan, dan semangat kerja sama.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler