Kebencian Adi bin Hatim terhadap Rasulullah Berujung Mualaf
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Saat Nabi Muhammad menyebarkan ajaran Islam, banyak orang yang membencinya termasuk kaumnya sendiri. Salah seorang dari mereka adalah Adi bin Hatim. Dia merupakan pemeluk Nasrani dan putra Hatim Al-Jawwad yang sangat terkenal sekaligus pemimpin yang disegani.
Ketika mendengar kabar tentang Rasulullah dan dakwahnya, dia sangat membencinya. Adi berkata "Seandainya aku menemuinya jika dia seorang raja atau pendusta itu tak membuatku takut. Namun, jika ia berkata benar aku akan mengikutinya."
Ulama Timur Tengah Dr. Said Ramadhan Al-Buthy mengatakan dalam bukunya The Great Episodes of Muhammad, akhirnya Adi pergi menemui Rasulullah di Madinah. Saat bertemu, Rasulullah tengah berada di masjidnya. Dia segera mengucapkan salam kemudian Rasulullah bertanya siapa dirinya lalu Adi menjawab "Aku Adi bin Hatim."
Rasulullah beranjak dan mengajak Adi ke rumahnya. Tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menemuinya. Dia meminta Rasulullah berhenti dam berbicara panjang lebar tentang kebutuhannya. Melihat tanggapan Rasulullah, Adi bertanya dalam hati siapa sosok Rasulullah ini.
Setelah selesai berurusan dengan wanita itu, mereka kembali meneruskan perjalanan. Adi masuk di kediaman Rasulullah. Lalu Rasulullah mencari sebuah bantal dan menyerahkannya sambil berkata "Duduklah di atasnya."
Adi memerhatikan dirinya duduk di atas bantal yang nyaman sedangkan Rasulullah duduk tanpa alas apa pun. Rasulullah bertanya "Wahai Adi bin Hatim, tahukah engkau Tuhan selain Allah?" Adi menjawab "Tidak." Rasulullah bertanya lagi "Tahukah engkau sesuatu yang lebih besar daripada Allah?" Adi kembali menjawab "Tidak."
Lalu Rasulullah bertanya lagi "Bukankah engkau hidup di tengah-tengah kaummu dengan praktik jahiliah?" Adi menjawab "Benar." Rasulullah berkata "Hal itu tidak dibenarkan oleh agamamu." Selanjutnya Rasulullah berkata "Wahai Adi! Sepertinya yang menghalangimu masuk agama Islam adalah pandanganmu terhadap kebutuhan (harta) pemeluknya. Sebentar lagi harta akan berlimpah ruah di tengah-tengah mereka (umat Islam) sehingga tidak ada seorang pun yang membutuhkannya.
Selain itu, yang menghalangimu masuk agama ini adalah pandanganmu terhadap banyaknya musuh mereka dan sedikitnya jumlah mereka. Sebentar lagi engkau akan mendengar berita seorang wanita berangkat mengendarai untanya dari Qadisiyyah tanpa rasa takut mengunjungi Baitullah ini.
Yang juga menghalangimu masuk agama ini adalah engkau menyaksikan raja dan penguasa bukanlah dari kalangan mereka. Sebentar lagi engkau akan mendengar berita mengenai istana-istana putih dari Babilonia yang kutaklukkan." Mendengar penjelasan Rasulullah, Adi bin Hatim mengatakan "Aku pun memeluk Islam."