Dosen Universitas BSI Berikan Tips Piawai Menulis Berita
Ada cara agar informasi tersebut bisa tersampaikan dengan baik
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyampaian informasi melalui tulisan, bisa menyasar lebih banyak kalangan, karena mudah tersebar di internet. Penyebaran informasi tersebut, bisa melalui platform-platform media, maupun melalui media online.
Akan tetapi, dalam menulis, ada cara agar informasi tersebut bisa tersampaikan dengan baik. Seperti penulisan berita maupun artikel. Bahkan, teknik ini bisa dipakai dalam membuat caption di media sosial.
Dalam memberikan wawasan kepada masyarakat seputar cara menulis artikel berita secara baik dan benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dosen Universitas BSI (Bina Sarana informatika) Fakultas Komunikasi dan Bahasa mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat kepada mitra warga Rw 001 Kelurahan Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang dilakukan secara daring, lewat zoom, Sabtu (09/10).
Adityo Fajar selaku ketua pelaksana mengatakan, cepatnya informasi yang didapat, bisa membuat masyarakat dengan mudah untuk di-share ke orang lain. Dari hal itu, tulisan tersebut bisa berpotensi sebagai berita hoax.
“Dengan memberikan pelatihan ini, saya beserta tim berharap agar warga dapat menangkal berita hoax dengan dengan diberikan pembekalan informasi seputar tulisan yang baik dan benar sesuai PUEBI,” jelasnya.
Adityo juga menjelaskan bahwa selain membantu mitra untuk membedakan antara berita hoax dan bukan dari sisi penulisan, dirinya dan tim juga membekali mitra untuk berlatih menjadi citizen journalism.
“Setiap orang dengan bidang ilmu apapun dapat menjadi seorang jurnalis, dengan terus berlatih dan mengembangkan skill, maka tidak ada yang tidak mungkin. Melalui pelatihan penulisan ini, diharapkan dapat menambah wawasan warga untuk dapat memfilter antara berita yang real dengan yang hoax,” jelas Adityo.
Sementara itu, Apriyadi selaku ketua Rw 001 Kelurahan Kampung Bali, menuturkan, kegiatan pelatihan ini menjadi momen yang tepat terutama di masa pandemi saat ini, semua aktivitas dilakukan serba daring. Kemahiran dan kecerdasan yang tepat dalam mengonsumsi media sangat dibutuhkan agar terhindar dari kesesatan berita hoax.
“Saat ini kan segala aktivitas banyak dilakukan secara online, membaca berita kebanyakan juga dari hanphone, tidak hanya itu saja banyak juga yang menggunakan media sosial untuk hiburan dan informasi. Sehingga kalau tidak pintar menggunakan media terkadang menjerumuskan, terutama untuk membedakan mana berita yang benar dengan yang hoax. Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat membekali warga menangkal berita hoax,” imbuh Apriyadi.