Roda Ekonomi Pasar Perbatasan RI-PNG Lumpuh Meski Sedang PON

Gerbang batas RI-PNG yang belum dibuka selama satu tahun terakhir jadi penyebabnya.

Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Kondisi pasar Skouw di perbatasan RI-Papua Nugini, distrik Muara Tami, Jayapura, Papua. Pandemi Covid-19 menyebabkan pagar batas negara ditutup sehingga ekonomi pasar lumpuh.
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Aktivitas jual-beli di Pasar Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura, lumpuh meski Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tengah berlangsung. Roda ekonomi di perbatasan Indonesia-Papua Nugini belum pulih di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga


Salah satu pedagang di Pasar Skouw, Warasih, mengeluhkan gerbang batas negara yang belum dibuka selama satu tahun terakhir. Padahal menurutnya, kegiatan jual-beli antara warga Indonesia dan Papua Nugini (PNG) sangat ramai setiap hari. 

"Pasar ini biasanya ramai, tapi ditutup karena (pandemi virus) corona. Orang PNG banyak yang belanja di sini. Kalau mereka belanja, selalu memborong," katanya saat ditemui Republika.co.id, Selasa (14/10). 

Meski demikian, Warasih mengaku masih ada warga PNG yang datang ke lapak dagangannya untuk membeli kebutuhan sehari-hari meski jumlahnya jauh dibandingkan sebelum pandemi. Ia mengungkapkan ada cara khusus masyarakat negeri tetangga bisa menembus ke Pasar Skouw. 

"Masih ada yang ke sini lewat jalur tikus (dari hutan)," ujarnya. 

Ia berharap ada perhatian dari pemerintah untuk mengembalikan denyut ekonomi pasar agar warga bisa bertahan hidup. Pasalnya, tidak banyak yang bisa dilakukan masyarakat perbatasan selain berjualan. 

"Begitulah, kalau kita tidak jualan mau makan apa?" kata dia.

Hal serupa disampaikan Bambang, pedagang cilok di dekat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw. Menurutnya, ditutupnya gerbang menghambat masyarakat yang hendak mencari nafkah. 

Kendati demikian, Bambang mengatakan dirinya tidak punya banyak pilihan untuk menjalani mata pencaharian lain karena masih sempitnya kesempatan kerja di perbatasan. 

"Saya sudah berjualan selama dua bulan terakhir. Memang sudah sepi sejak saya mulai," kata perantau asal Kediri, Jawa Timur tersebut. 

Baca juga : E-Commerce Diproyeksi Dominasi Ekonomi Digital 2030

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler