Ini Cara Mahasiswa UBSI Perkuat Kompetensi Jelang TSDN
Dosen UBSI bantu mahasiswa tingkatkan kompetensi dalam pelatihan Tableu
REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tegal mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa dengan memberikan pelatihan tableau untuk visualisasi data sebagai persiapan mengikuti Turnamen Sains Data (TSDN) kepada mahasiswa.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 3 hari ini berlangsung sejak 5 – 7 Oktober 2021 yang membahas tentang introduction to tableau, instalasi tableau, workspace berisi tentang tipe charts yang digunakan untuk visualisasi data di tableau, pengambilan data dari open data situs pemerintah untuk analisis data dan visualisasi data.
Rousyati, Dosen Universitas BSI kampus Tegal sangat mendukung mahasiswanya dalam mengikuti kompetesi tersebut dengan memberikan pelatihan tableau untuk visualisasi data di Kampus dengan tetap mentaati protokol kesehatan yang ketat.
“TSDN sendiri merupakan kompetisi sains data datathon berskala Nasional, yang ditujukan bagi para penggiat sains data ataupun pemerhati data (data enthusiast) yang diprakarsai oleh Data Academy, Jakarta Open Data, Jabar Digital Service dan Open Data Jabar,” ujar Rousyati, Kamis (7/10).
Ia mengatakan, awalnya pelatihan ini direncanakan secara daring. Namun mahasiswa menginginkan pembelajaran luring di kampus, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Mahasiswa ini sangat antusias sekali, mereka adalah berasal dari jurusan Teknologi Komputer dan Sistem Informasi. Meski belum pernah mendapatkan pembelajaran tentang tableau karena memang bukan bidangnya,” pungkasnya.
Ia memaparkan, dengan mereka mendaftar TSDN itu sudah sangat luar biasa. Jadi saya mendukung penuh dengan memberikan pelatihan tableau sebagai persiapan mereka dalam berkompetisi.
Disisi lain, Fauziah, mahasiswa prodi Teknologi Komputer menyampaikan bahwa, untuk mengikuti Turnamen Data Academy butuh persiapan yang matang. Karena baginya, ini bukan kegiatan main-main. Jika menang tentu bisa berbangga, karena bisa mengharumkan almamater sendiri.
“Kami ingin diberikan pelatihan secara tatap muka karena banyak kendala yang dihadapi apabila pelatihan dilakukan secara online. Dan kami berusaha semaksimal mungkin menyiapkan semuanya,” pungkas Fauziah, Kamis (7/10).