PBB Serukan Pemulihan Pandemi Inklusif dan Berkelanjutan

Sekitar 120 juta orang jatuh miskin karena pandemi Covid-19.

AP Photo/Paul White
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan pemulihan transformatif, inklusif, dan berkelanjutan dari pandemi Covid-19. Hal itu guna memangkas angka kemiskinan yang meningkat dan menciptakan kesempatan bagi semua.

“Kemiskinan adalah dakwaan moral di zaman kita. Untuk pertama kalinya dalam dua dekade, kemiskinan ekstrem meningkat. Tahun lalu, sekitar 120 juta orang jatuh miskin karena pandemi Covid-19 yang mendatangkan malapetaka pada ekonomi dan masyarakat,” kata Guterres dalam rangka memperingati International Day for the Eradication of Poverty pada Ahad (17/10), dilaporkan kantor berita Xinhua.

Menurut dia, pemulihan yang timpang akan semakin memperdalam ketidaksetaraan antara wilayah utara dan selatan dunia. “Solidaritas hilang dalam tindakan, tepat pada saat kita paling membutuhkannya,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Guterres mengutip masalah ketimpangan distribusi vaksin. Ketidaksetaraan itu, menurutnya, memungkinkan munculnya varian baru Covid-19. Kemunculan varian semacam itu dapat menyebabkan jutaan kematian lagi. Di sisi lain, aktivitas perekonomian bakal kembali tiarap.

Guterres berpendapat, dunia membutuhkan tiga cabang untuk pemulihan global. Pertama, pemulihan harus bersifat transformatif. Itu pilihan terbaik daripada kembali ke kelemahan struktural endemik dan kesenjangan yang melanggengkan kemiskinan bahkan sebelum pandemi.

Kedua, pemulihan harus inklusif. Hal itu karena pemulihan yang tidak merata meninggalkan banyak umat manusia, meningkatkan kerentanan kelompok yang sudah terpinggirkan, dan mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan semakin jauh dari jangkauan. Ketiga, pemulihan harus berkelanjutan guna membangun dunia yang tangguh, bebas karbon dan bersih.

 

 

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler