Data Pengaduan Online KPAI Diduga Bocor, Ada di Forum Gelap

KPAI berencana membuat laporan polisi atas dugaan kebocoran data tersebut.

Tangkapan layar
Formulir pengaduan online KPAI. Data pengaduan online KPAI tampak beredar di forum gelap.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data pengaduan daring (online) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) diduga bocor dan diperjualbelikan di dunia maya. Komisioner KPAI Jasra Putra mensinyalir data yang bocor ini berasal dari layanan pengaduan online dalam situs resmi mereka.

"Kami punya sistem pengaduan online berbasis website kpai.go.id, diduga data ini yang diretas," kata Jasra melalui pesan singkat kepada Antara, Kamis.

Peretas diduga menjual data KPAI yang mereka curi di situs gelap Raid Forum. Tangkapan layar yang beredar menunjukkan data tersebut dijual dengan nama "Leaked Database KPAI".

Peretas juga memberikan sampel data, antara lain berupa nama lengkap, alamat e-mail, jenis kelamin, tanggal lahir, agama, dan kewarganegaraan. Menurut Jasra, saat ini, pihaknya sudah menyampaikan kasus dugaan peretasan data itu ke Mabes Polri.

Jasra menjelaskan, sudah ada tim yang mengecek kebocoran tersebut pada Selasa (19/10) lalu. KPAI juga berencana membuat laporan ke polisi untuk masalah data bocor ini.

Dalam kesempatan terdahulu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengungkapkan bahwa kebocoran data milik sejumlah lembaga/kementerian pemerintah terjadi karena sumber daya manusia (SDM) yang tidak memadai. Ia mengatakan, masih ada lembaga/kementerian yang memilih jalan pintas dengan menggunakan jasa pihak swasta untuk mengamankan data-data tersebut.

Baca Juga



"Ini banyak masalah, kenapa? Karena sumber daya manusia (SDM). Masih banyak kementerian, masih ada lembaga, ya sudah, cari jalan pintas saja, sewa saja dari swasta, dia (swasta) yang mengamankan datanya dia (lembaga/kementerian). Ini permasalahan yang utama," kata Hinsa dalam acara Pembukaan Program Digital Leadership Academy 2021 yang disiarkan secara virtual, Senin (13/9).

Hinsa pun mengaku sedih ketika data pribadi milik peserta BPJS Kesehatan bocor dan tersebar luas. Saat itu, sebanyak 279 juta data peserta BPJS Kesehatan dijual di forum peretas Raid Forums pada 12 Mei 2021 lalu.

Oleh karena itu, Hinsa pun meminta kepada seluruh lembaga maupun kementerian negara untuk membangun SDM untuk mengamankan berbagai data penting yang dimiliki.

"Yang seharusnya mengamankan datanya kan harus mereka sendiri toh, masa orang lain," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler