Turki akan Luncurkan Pusat Keuangan Islam Istanbul

Kuangan Islam di Turki terus mengalami kemajuan setiap tahunnya

Kuangan Islam di Turki terus mengalami kemajuan setiap tahunnya. Salah satu keindahan di sudut kota Istanbul, Turki. (ilustrasi)
Rep: Kiki Sakinah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa negara itu menargetkan Pusat Keuangan Istanbul (Istanbul Finance Center) menjadi sebuah pusat keuangan Islam.

Baca Juga


Pusat Keuangan Istanbul adalah sebuah proyek yang diperkirakan akan diluncurkan pada awal 2022.

"Kami berusaha menjadi salah satu pusat penting di dunia dengan Pusat Keuangan Istanbul. Kami ingin proyek ini menjadi pusat keuangan Islam juga," kata Erdogan dalam pesan video untuk sebuah acara ekonomi Konferensi Keuangan Regional di Istanbul, dilansir di Anadolu Agency, Jumat (22/10). 

Erdogan menambahkan bahwa pekerjaan legislatif mengenai proyek penting itu akan segera rampung. Proyek Pusat Keuangan Istanbul akan berfungsi sebagai pusat global untuk sistem keuangan dan metode keuangan non-perbankan. 

Menurutnya, Turki memiliki daya tarik bagi investor asing dengan pengecualian pajak dan diskon. Dia juga menyebutkan langkah-langkah untuk memperbaiki lingkungan infrastruktur dan bergerak untuk menghubungkan koridor transportasi yang membuka peluang bagi investor.

"Ada banyak bidang yang bisa kita kerjasamakan, mulai dari energi hingga transportasi, industri pertahanan, teknologi, keuangan, dan pangan. Kami berharap investor bisa memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin," lanjutnya. 

Erdogan mengatakan itu adalah keuntungan penting bahwa nama Turki muncul ke permukaan untuk tujuan alternatif bagi jaringan produksi dan pasokan yang berbasis di Asia. 

Di tengah pemerintah yang telah melakukan reformasi historis di segala bidang selama 19 tahun terakhir, Turki dikatakannya bertekad untuk tidak membiarkan kepercayaan pada negaranya itu gagal.

Di tengah pandemi Covid-19, dunia telah berjuang dengan krisis global yang berdampak pada ekonomi dan kesehatan. Gangguan terutama dalam produksi dan rantai pasokan disebutnya akan menimbulkan masalah yang dampaknya akan memakan waktu bertahun-tahun.  

Namun demikian, Turki menurutnya tidak menangguhkan kegiatan produksi, logistik, ketenagakerjaan, dan industri dalam proses ini dengan mengadopsi metode berbeda dalam memerangi pandemi. 

Dengan dukungan dunia usaha, pedagang, usaha kecil menengah, dan petani, Turki menutup 2020 dengan tingkat pertumbuhan positif, yakni 1,8 persen, meskipun iklim ekonomi negatif dan adanya masalah rantai pasokan. 

Erdogan menyebut Turki termasuk di antara negara-negara G20 yang mencatat tingkat pertumbuhan produksi ekonomi dan industri terbesar tahun lalu.

Demikian juga, Turki memecahkan rekor ekspor dan melampaui level 212 miliar dolar pada basis tahunan September ini.

Meskipun ada penurunan 35 persen dalam investasi secara global selama pandemi, Erdogan mengatakan tidak ada perlambatan di Turki. "Kami berharap dapat menyelesaikan 2021 dengan tingkat pertumbuhan 9 persen," tambahnya. 

 

Sumber: anadolu 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler