Peringatan HSN, PKB: Santri Masa Depan Negeri

PKB mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap santri dan pesantren

Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Fraksi PKB DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap santri dan pesantren
Rep: Febrianto Adi Saputro/ M. Fauzi Ridwan Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai momentum Hari Santri Nasional (HSN) sebagai penegasan akan peran penting santri bagi masa depan Indonesia. 


Hal itu disampaikan Ketua Fraksi PKB DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, dalam peringatan HSN 2021 di Pondok Pesantren Sa’adatuddaroin, Desa Desa Solokanjeruk Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Jawa Barat. 

"Pesantren merupakan prototipe terbaik sistem pendidikan di tanah air. Kita akan bangkit melalui dunia santri. Dalam berbagai momentum kritis bangsa ini, pesantren telah terbukti mampu menjadi dinamisator sekaligus ujung tombak menyelesaikan berbagai persoalan negeri," kata Cucun dalam keterangannya Sabtu (22/10). 

Cucun menjelasan para santri dan kiai di masa awal kemerdekaan mampu menunjukkan militansinya dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pun di masa kritis saat terjadi berbagai konflik ideologis, santri dan kiai tetap istiqomah mempertanankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  

"Di masa kini kaum sarungan para lulusan pesantren mampu mewarnai dan mengisi pembangunan, menjadi aktor penting baik di ranah eksekutif maupun legislatif," ujarnya.  

Cucun mengatakan, ketangguhan pesantren kembali terbukti selama Pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir. Di saat semua system pendidikan harus ditutup agar tidak menjadi kluster penularan Covid-19, Pesantren mampu menjadi satu-satunya lembaga pendidikan yang bisa menyelenggarakan pendidikan tatap muka.  

"Pesantren mampu menunjukkan ketangguhannya, Pesantren bisa menjalankan proses belajar mengajar mentransfer ilmu dari para kiai ke para santrinya secara tatap muka. Dan Alhamdulillah, semuanya selamat," tuturnya. 

Alumni Pesantren Cipasung ini mengaku heran dengan sebagian kalangan yang masih meragukan kontribusi dan Khidmah pesantren untuk Indonesia. Dia menegaskan meskipun para santri dan kiai identik dengan sarung sebagai bentuk kesederhanaan, namun kualitas mental pemikiran mereka tidak kalah dengan produk lembaga pendidikan asing.  

"Kreativitas santri itu sempat dipertanyakan oleh sejumlah kalangan. Mereka mempertanykan apa output dan outcome dari pendidikan ala pesantren. Bagi kami ini pertanyaan lucu dan tidak usah kita tanggapi. Cukup kita buktikan dengan peran yang lebih besar bagi bangsa dan negara saat ini dan masa depan," ungkapnya. 

Cucun mengucapkan terimakasih kepada pemerintah atas perhatiannya kepada dunia pesantren. Perhatian negara selama 5-7 tahun terakhir dinilai begitu luar biasa. 

Negara saat ini telah mengakui eksistensi dari santri. Mulai dari penetapan adanya Hari Santri, penetapan Undang-Undang Nomor 18/2019 tentang Pesantren, hingga yang terbaru terbitnya Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 82/2021 tentang Dana Abadi Pesantren. 

"Di sisi lain kita juga memiliki pendanaan pesantren dari kemandirian pesantren. Jadi kita akan terus mengawal para  lebah-lebah PKB yang ada di Lembaga Legistalif akan terus meyakinkan Ibu Menteri Keuangan dan meyakinkan Menteri Bappenas, bagaimana negara perlu hadir di tengah-tengah komunitas pesantren yang kiprahnya begitu banyak," ucapnya.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler