Sidebar

Ridwan Kamil Nyatakan Terus Komitmen Majukan Pesantren  

Tuesday, 26 Oct 2021 04:00 WIB
Ridwan Kamil Nyatakan Terus Komitmen Majukan Pesantren. Foto: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan pada Ustadz Adi Hidayat (UAH) Super Series 2021 di Gedung Graha Sanusi Hardjadinata UNPAD, Kota Bandung, Jumat (22/10). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuka secara resmi Kejuaraan Tenis Meja Indonesia UAH Super Series 2021 yang diikuti oleh 80 atlet profesional dari berbagai daerah di Indonesia dan digelar dari 22 - 24 Oktober 2021. Foto: Republika/Abdan Syakura

IHRAM.CO.ID,BANDUNG -- Masih dalam suasana Hari Santri Nasional yang jatuh 22 Oktober, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan komitmennya untuk memajukan pesantren. 

Baca Juga


Menurut Ridwan Kamil, salah satu buktinya adalah Perda Nomor 2 tahun 20201 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren yang disahkan 1 Februari 2021. Perda ini merupakan turunan dari Undang- Undang  Nomor 18 tahun 2019 tentang Persantren. 

"Jawa Barat berhasil punya perda pesantren pertama di Indonesia sehingga kemajuan pesantren, kesejahteraan kiai kemajuan santri punya dasar hukum yang lebih jelas," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Melalui perda ini, menurut Emil, hak – hak pesantren akan dilindungi seperti dalam hal pendanaan. Kemudian kesejahteraan penghuni pesantren diperhatikan baik ustaz dan staf pengajar maupun para santri melalui program ekonomi seperti yang saat ini sedang berjalan One Pesantren One Product (OPOP).  

Emil mengatakan, dukungan pada pesantren ini juga menjadi salah satu bukti nyata dari slogan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin. Selain berprestasi dalam urusan lahir atau fisik, namun secara sifat dan keagamaan juga harus menjadi nomor satu. 

"Itu sebenarnya terjemahan dari baldatun, toyibatun wa robbun ghofur. Itu kalimat kalau diucapkan pelan jadi doa kalau diucapkan keras jadi penyemangat," katanya.

Emil menjelaskan, dalam memimpin Jabar dirinya selalu memegang teguh tiga hal. Pertama menjadikan kepemimpinan sebagai ibadah, selalu berpikir bahwa pemimpin hanya bersifat sementara, dan harus bermanfaat bagi orang banyak.

"Saya berusaha tahu diri. Selalu gunakan ilmu para ulama untuk melahirkan keadilan dalam memimpin," katanya. 

 

 

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya