Peninggalan Makam Yahudi Terakhir di Irak yang Direnovasi
IHRAM.CO.ID, ALQOSH – Di antara deretan rumah batu di Alqosh, Irak, terselip makam Yahudi terakhir. Situs tersebut adalah makam Nabi Nahum yang terselamatkan. Setiap tahun saat musim panas mulai mendekat, warga Yahudi Irak berbondong-bondong pergi ke sana.
Warga Yahudi Irak merupakan salah satu komunitas Yahudi tertua di Timur Tengah. Selama Festival Shavout yang merayakan wahyu Taurat kepada orang-orang Yahudi, mereka mengunjungi makam Nahum. Meskipun sedikit informasi tentang Nahum yang meramalkan kejatuhan Niniwe dalam Perjanjian Lama, tetapi makamnya adalah bagian inti dari kehidupan orang Yahudi.
Saat Negara Islam (IS) menghancurkan Irak utara pada tahun 2014, penduduk Alqosh melarikan diri. Menurut Presiden Aliansi untuk Pemulihan Warisan Budaya ARCH International Cheryl Benard, meskipun penduduk Alqosh selamat, situs peninggalan Yahudi berisiko di ambang kehancuran. Situs lain, seperti makam Nabi Yunus dan Daniel telah dihancurkan oleh kelompok teroris ISIS.
“Satu-satunya situs Nabi yang selamat adalah makam Nahum. Sayangnya, kuilnya berada dalam kondisi sangat buruk,” kata Benard. Dia dan timnya segera mengumpulkan dana untuk menyelamatkan situs yang telah dibiarkan kosong selama beberapa dekade setelah pelarian komunitas Yahudi di Irak tahun 1950.
Situs yang terletak di jalan berliku ini pernah menjadi tempat sekolah dan sinagoga Yahudi. Renovasi panjang telah mengembalikan makam itu ke kejayaannya yang dulu. Prasasti Ibrani yang sebelumnya tersembunyi di bawah tanah selama berabad-abad telah melapisi dinding.
Dilansir Middle East Eye, Rabu (27/10), warga Yahudi Amerika Levi Clancy telah mengunjungi situs tersebut beberapa kali sejak tinggil di Kurdistan tahun 2014 lalu. Dia bekerja bersama ARCH dalam proses renovasi. Sekarang dijaga oleh Peshmerga Kurdi, keluarga dan pendeta setempat telah melindungi situs itu selama beberapa dekade, lama setelah orang-orang Yahudi Irak melarikan diri.
Dengan hanya empat orang Yahudi yang tersisa di Irak dan banyak dari warisan Yahudi yang hilang, makam itu mungkin telah diselamatkan. Namun, perselisihan politik di kota telah membuat kontrol makam berpindah tangan yang membuat Clancy khawatir. “Sekarang saya benar-benar takut. Bagaimana jika sesuatu terjadi di tempat ini?” kata dia.
Dengan pembukaan yang direncanakan untuk musim gugur ini, Benard berharap makam Nahum akan terus menyatukan penduduk setempat dari semua agama dan berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi peziarah, pengunjung, dan tamu. “Ini adalah situs bersejarah dan religius. Itu harus terbuka untuk umum, sekaligus dilindungi,” tambahnya