Waspadai Aset Kripto Saat Ekonomi Global Mulai Pulih

Sebagian besar investor disebut mulai beralih dari pasar saham ke aset kripto.

pixabay
Uang kripto (ilustrasi)
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertransaksi aset kripto saat ini menjadi alternatif investasi yang tengah diminati masyarakat. Sebagian besar investor bahkan disebut mulai beralih dari pasar saham ke aset kripto.

Baca Juga


Hal tersebut tecermin dari transaksi di pasar saham yang sempat sepi pada pertengahan tahun ini. Sepinya transaksi di pasar saham saat itu disebut karena adanya peralihan ke aset kripto.

Institute for Development of Economic and Finance (Indef) melihat, salah satu penyebab meningkatnya tren investasi aset kripto karena lesunya perekonomian global. Indef menilai cukup masuk akal bila investor mencari alternatif investasi selain saham.

Namun, menurut Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto, kondisi tersebut justru perlu diwaspadai. Saat ekonomi global mulai pulih bisa jadi investor kembali ke pasar saham dan mulai meninggalkan aset kripto sehingga akan mempengaruhi pergerakan harganya. 

"Perlu mewaspadai saat perekonomian global membaik lagi, apakah aset kripto masih menjadi pilihan investasi. Saya percaya naiknya aset kripto ini bukan hanya karena digitalisasi tetapi juga karena ekonomi global lagi lesu, saham-saham mulai berguguran," kata Eko dikutip Kamis (28/10). 

Di sisi lain, Eko menjelaskan, transaksi di aset kripto hanya didasarkan pada spekulasi sehingga sangat berisiko bagi investor. Sebagai investor, menurut Eko, aspek jaminan keamanan tetap harus diutamakan. 

Meski berpotensi tumbuh pesat, Eko melihat, perkembangan aset kripto di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Hal tersebut utamanya berkaitan dengan tata kelola, teknologi, operasional serta hubungan dengan investor.

"Tata kelola harus tertata rapi karena banyak juga kasus aset kripto yang hilang," kata Eko. 

Selain itu, sistem pengamanan juga menjadi tantangan yang perlu diperhatikan. Jika aspek pengamanan aset kripto tidak benar-benar terjamin, Eko melihat hal tersebut bisa memicu risiko yang sistemik. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler