Sidebar

Iran Sebut Pembicaraan Nuklir Berlanjut Akhir November

Thursday, 28 Oct 2021 22:49 WIB
Iran menyatakan terbuka dengan perbincangan terkait nuklir. Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

IHRAM.CO.ID, TEHERAN – Negosiasi Iran dengan enam negara kekuatan nuklir akan dilanjutkan pada akhir November. Pembicaraan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.  

Baca Juga


"Melakukan dialog yang sangat serius dan konstruktif dengan @enriquemora_ tentang elemen penting untuk negosiasi yang sukses. Kami setuju untuk memulai negosiasi sebelum akhir November," tulis Perunding nuklir pertama Iran, Ali Bagheri Kani, di Twitter setelah bertemu dengan pejabat Uni Eropa di Brussels.

"Tanggal pastinya akan diumumkan dalam waktu sepekan ke depan," ujarnya menambahkan. Pada April, Teheran dan enam negara kekuatan nuklir mulai membahas langkah untuk menyelamatkan pakta nuklir 2015.  

Pakta tersebut tiga tahun lalu ditinggalkan Amerika Serikat (AS) saat dijabat Donald Trump. Trump kemudian menerapkan kembali sanksi keras terhadap Iran yang telah menghancurkan ekonominya dengan menekan ekspor minyaknya. Namun demikian, pembicaraan telah terhenti sejak pemilihan presiden garis keras Iran Ebrahim Raisi pada Juni. Raisi diperkirakan akan mengambil pendekatan keras jika pembicaraan dilanjutkan di Wina.

Raisi menginginkan pembciaraan yang berorientasi pada hasil yang bertujuan untuk membawa Iran dan Amerika Serikat kembali ke kepatuhan penuh terhadap pakta tersebut. 

Menanggapi tekanan Trump, Teheran secara bertahap melanggar kesepakatan dengan membangun kembali persediaan uranium yang diperkaya, menyempurnakannya dengan kemurnian fisil yang lebih tinggi, dan memasang sentrifugal canggih untuk mempercepat produksi.

Selama beberapa bulan belakangan, kekuatan Barat telah mendesak Iran untuk kembali ke negosiasi. Barat mengatakan, waktu sudah hampir habis ketika program nuklir Iran terus berkembang jauh melampaui batas yang ditetapkan oleh kesepakatan. 

Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Iran Robert Malley mengatakan pada Senin (25/10), bahwa upaya untuk menghidupkan kembali pakta itu berada pada fase kritis. Menurutnya, Iran kerap menghindari pembicaraan. 

Setelah enam putaran pembicaraan di Wina, Teheran dan Washington masih tidak setuju tentang langkah mana yang perlu diambil dan kapan. Isu-isu kunci adalah batasan nuklir apa yang akan diterima Teheran dan sanksi apa yang akan dihapus Washington. 

"Kembalinya Amerika ke kesepakatan itu tidak masalah bagi kami. Yang penting adalah hasil pembicaraan menguntungkan Iran," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam konferensi pers yang disiarkan televisi. 

Dia mengulangi permintaan Iran untuk pembebasan asetnya yang dibekukan karena sanksi AS. "(Presiden AS Joe) Biden harus mempraktikkan niat baiknya dengan misalnya melepaskan 10 miliar dolar AS aset Iran yang diblokir," kata Amirabdollahian. 

Iran tidak dapat mengakses puluhan miliar dolar asetnya di bank asing, terutama dari ekspor minyak dan gas. Ini dikarenakan sanksi Amerika Serikat terhadap sektor perbankan dan energinya.    

Berita terkait

Berita Lainnya