Hingga Oktober, 149 Kejadian Bencana Terjang Kota Sukabumi
Kejadian yang paling dominan melanda adalah cuaca ektrem 62 kali.
REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Sepanjang kurun waktu Januari hingga Oktober 2021 tercatat sebanyak 149 kejadian bencana di Kota Sukabumi. Hal ini didasarkan data dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi.
''Kasus bencana dalam sepuluh bulan terakhir mencapai sebanyak 149 kejadian di wilayah administrasi Kota Sukabumi,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Selasa (2/11). Angka ini naik dari agregasi sebelumnya (Januari-September) sebanyak 130 kali yang tersebar di tujuh kecamatan.
Akibatnya kata Zulkarnain, ditaksir luas area terdampak 52,34 hektare dengan nilai kerugian mencapai Rp 5.758.562.500 naik dari Rp 5.298.662.500. Selain itu berdampak kerusakan pada sekitar 67 unit bangunan dan 119 jiwa dilaporkan terdampak, diantaranya dua jiwa meninggal dunia dan 5 diungsikan.
Kejadian yang paling dominan melanda ungkap Zulkarnain adalah cuaca ektrem 62 kali, disusul longsor 37 kali dan kebakaran 25 kali. Khusus untuk periode Oktober 2021 terdapat 19 kejadian yang menyebabkan 21 jiwa terdampak, 19 bangunan rusak didominasi rumah warga 16 unit dan sisanya seperti fasilitas pendidikan.
Zulkarnain merinci jenis bencana pada Oktober 2021 yakni puting beliung sebanyak 2 kali kejadian dengan luas area terdampak 71 meter persegi. Berikutnya banjir 21 kali kejadian dengan luas area terdampak 513,177 meter persegi.
Selanjutnya cuaca ekstrem 62 kali kejadian dengan luas area terdampak 5.911 meter persegi. Kebakaran sebanyak 25 kali kejadian dengan luas area terdampak 2.468 meter persegi.
Terakhir tanah longsor sebanyak 37 kali kejadian dengan luas area terdampak 1.815 meter persegi dan gempa 2 kali kejadian. Zulkarnain menuturkan, sebaran nilai kerugian meliputi Kecamatan Baros Rp 173.900.000, Lembursitu Rp 384.450.000, Cibeureum Rp 216.250.000, Citamiang Rp 311.975.000, Warudoyong Rp 2.540.500.000, Gunung Puyuh Rp 774.712.500, dan Cikole Rp 1.356.775.000.
Sementara sebaran wilayah yakni di Kecamatan Baros 9 kali, Lembursitu, 29 kali, Cibeureum 13 kali, Citamiang, 14 kali, Warudoyong 22 kali, Gunung Puyuh 33 kali, dan Cikole 27. Selain itu 2 kali tercatat untuk semua kecamatan yaitu gempa bumi.
''BPBD juga mengantisipasi upaya menghadapi tren kasus semakin naik ini dan potensi curah hujan yang makin meningkat ancaman hidrometeorologi yang dikeluarkan BMKG,'' ungkap Zulkarnain. Di mana BPBD Kota Sukabumi telah mengambil langkah antisipatif dan mitigatf mengurangi bahaya risiko dan dampak yang terjadi.
Diantaranya mulai menggalakkan Sosialisasi dan Simulasi Penanggulangan Bencana Alam atau Sosis GulBencal dan edukasi siap menghadapi bencana baik di komunitas maupun fasilitasi dengan kelurahan. Misalnya seperti KIE Bencana di Cikundul, Cipanengah, Lembursitu, Jayaraksa, Sudajaya Hilir hingga kelurahan Warudoyong.
Sasaran sosialiasi adalah 1.500 orang telah dibekali langsung mengenai caramenghadapi bencana dari sejak awal kemudian memutakhirkan data warga yang tinggal di kawasan rawan bencana. Upaya lainnya yakni .eningkatkan kesiagaan personil PB di lapangan dengan dril optimalisasi alat alat kebencanaan.
Hal ini kata Zulkarnain, dengan gelaran apel kesiagaan gabungan bersama Polres, TNI dan SKPD. Terakhir dengan menerbitkan surat edaran walikota terkait dengan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi maupun terkait panduan keselamatan di kegiatan alam ke setiap SKPD, kecamatan kelurahan UPT.