Jaket Kulit Sylvester Stallone di Film Rocky Dilelang
Anggaran produksi film yang minim, Stallone memakai jaketnya sendiri saat syuting.
REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES – Jaket kulit berwarna hitam yang dikenakan Sylvester Stallone di film Rocky dilelang. Menurut Heritage Auctions, ada empat hari penawaran tersisa untuk barang ikonik tersebut.
Tawaran pembuka telah diajukan sebesar 60 ribu dolar AS atau sekitar Rp 852 juta. Sepotong memorabilia film ikonik ini juga dilengkapi dengan label studio. Stallone juga menceritakan awal mula ia mendapatkan jaket kulit tersebut jauh sebelum film Rocky.
“Saya ingat ketika saya membeli jaket ini. Jelas beberapa tahun sebelum saya memikirkan Rocky, bahkan sebelum Rocky menjadi sebuah ide. Saya selalu memakainya setiap hari," kata Stallone seperti dilansir di laman Screen Rant, Selasa (2/11).
Hingga akhirnya, karena anggaran produksi yang minim, jaket kulit miliknya harus dipakai untuk properti syuting film Rocky. Jaket ini juga digunakan di beberapa film dan itu benar-benar menjadikan Rocky sebagai semacam karakter ksatria gelap yang mistis.
“Saat mulai produksi, kami tidak memiliki anggaran untuk membeli kostum sehingga saya berpikir untuk memakai pakaian dari kehidupan nyata saya. Jadi, saya membuka lemari pribadi, dan mengeluarkan jaket ini. Ini adalah salah satu waktu unik di mana hidup meniru seni, seni meniru realitas,” kata Stallone.
Dirilis pada musim dingin 1976, Rocky menjadi hit dengan pendapatan kotor 225 juta dolar AS dengan modal produksi hanya 1 juta dolar AS. Film tersebut memenangkan kategori Film Terbaik dan Sutradara Terbaik di Academy Awards ke-49, serta nominasi Aktor Terbaik untuk Stallone, yang menjadi terkenal setelah film tersebut dirilis.
Menyusul kesuksesan film Rocky, Stallone menikmati karier yang sukses sebagai bintang Hollywood pada 1980-an dan 1990-an, membintangi hit box office seperti Rambo: First Blood Part II dan Cobra. Hingga kini, Rocky terus menjadi ikon budaya Amerika.
Film Rocky berkisah tentang Rocky Balboa, seorang rentenir yang baik hati, dan petinju klub amatir Philadelphia yang mendapat kesempatan di Kejuaraan Kelas Berat Dunia. Film ini membahas banyak tema yang berbeda, serta kelas pekerja Amerika, dongeng yang dapat diberikan oleh olahraga, impian Amerika, dan kepercayaan diri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika