Jangan Abaikan Kolesterol di Usia Muda

Pola makan buruk di usia muda bisa pengaruhi kadar kolesterol.

www.freepik.com.
Pola makan buruk di usia muda bisa pengaruhi kadar kolesterol.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Adysha Citra Ramadhani

Terkait penyakit jantung, kadar kolesterol dan tekanan darah merupakan faktor yang tak boleh diabaikan. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A Damay SpJP(K) MKes AIFO-K FIHA FICA FAcSS, pemeriksaan kadar kolesterol darah dan tekanan darah perlu dilakukan secara rutin ketika seseorang berusia 20 tahun.

"Karena penyakit hipertensi bisa terjadi pada usia muda dan tanpa ada keluhan sama sekali, jadi kalau tidak periksa tak akan tahu," kata Vito.

Pola makan buruk yang terbentuk sejak usia muda juga bisa mempengaruhi kadar kolesterol. Apalagi, saat ini banyak orang orang muda yang masih bekerja dari rumah (WFH) dan pola hidupnya ikut berubah, seperti sering mengemil, jarang beraktivitas fisik, bahkan tidur terlalu larut karena rapat daring hingga malam.

"Aku bilang ini adalah work from home disease (penyakit bekerja dari rumah)," pungkas Vito, dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Menurut dr Vito, ada beberapa faktor risiko penyakit jantung yang tidak bisa diubah, seperti usia. Akan tetapi, ada cukup banyak faktor-faktor risiko penyakit jantung lain yang bisa dimodifikasi dan diperbaiki.

"Yang bisa berubah apa? Setop merokok, rajin bergerak, kontrol tekanan darah, kontrol kolesterol, kontrol diabetes (bila ada), kurangi itu semua, kurangi faktor risiko jantung menurunkan risiko sampai 80 persen," pungkas Vito.

Kadar kolesterol yang tinggi dan hipertensi merupakan dua faktor yang berperan besar dalam meningkatkan risiko penyakit jantung. Kedua faktor ini tak hanya perlu menjadi perhatian orang-orang yang sudah berumur, tetapi juga generasi muda.

 

Mengontrol kolesterol

Terkait mengontrol kadar kolesterol, sebagian orang meyakini bahwa salah satu cara mengelola kadar kolesterol dan tekanan darah adalah dengan donor darah. Benarkah demikian?

"Sebenarnya tidak benar, tidak secara signifikan mengurangi," ujar Vito.

Donor darah, lanjut dr Vito, memang memiliki manfaat tersendiri. Akan tetapi donor darah tak memberikan dampak signifikan dalam hal menurunkan kadar kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.

Sebagai contoh, pasien penyakit jantung memilih donor darah untuk menurunkan tekanan darahnya atau kadar kolesterol darahnya yang tinggi. Cara tersebut tentu tidak tepat.

"Tapi ya boleh-boleh saja kalau mau lakukan (donor darah)," ujar Vito.

 

Terkait kolesterol tinggi dan hipertensi, dr Vito mengatakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah dan mengendalikannya adalah melalui pola hidup yang sehat. Misalnya, berhenti merokok, tidur cukup, menerapkan pola hidup aktif, serta memperbaiki pola makan.

"Pasien saya, 70 tahun masih fit, beliau gym tiap hari sejak muda, sekarang sudah menuai hasilnya," jelas dr Vito mencontohkan.

 

Menurunkan kadar kolesterol

Sebuah studi dalam Journal of Nutrition mengungkapkan bahwa konsumsi kacang pecan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Studi ini dilakukan oleh peneliti dari University of Georgia College of Family and Consumer Sciences.

Studi ini melibatkan partisipan yang memiliki risiko terhadap penyakit kardiovaskular. Selama studi berlangsung, para partisipan diminta untuk menambahkan kacang pecan ke dalam pola makan sehari-hari mereka dalam kurun waktu delapan pekan.

Hasil studi menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan pada angka kadar kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang dimiliki para partisipan. Penurunan rata-rata kadar kolesterol total para partisipan adalah sebesar 5 persen, sedangkan penurunan kadar kolesterol LDL mereka berkisar pada 6-9 persen.

Penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 6-9 persen mungkin sepintas tampak tidak berarti. Namun faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 1 persen saja sudah berkaitan dengan penurunan risiko sakit jantung.

Sebagian partisipan juga diketahui sudah memiliki kadar kolesterol yang tinggi pada saat studi baru di mulai. Ketika studi telah rampung, mereka tak lagi memiliki kadar kolesterol

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler